Hamstro

Selamat datatang di blog kami, Hamstro....... Himpunan Mahasiswa Elektro ( Mahasiswa Universitas Islam Lamongan)

Apa Yang Anda fikirkan Tentang Elektro

"Percayalah pada dirimu sendiri! Percayalah pada kemampuanmu! tanpa kepercayaan diri pada apa yang kau miliki, kau tidak akan sukses ataupun bahagia." Dan "Seorang yang kreatif termotivasi dengan hasrat akan prestasi, bukan hasrat akan mengalahkan orang lain."

Carilah Ilmu Yang Bermanfaat

"Jika kau tidak merancang rencanamu sendiri; maka kesempatannya adalah kau akan berada pada rencana orang lain. Dan tebaklah apa yang mereka rencanakan kepadamu? Tidak banyak."

Befikir yang Positif Lakukan yang Baik

Imajinasi adalah kekuatan yang luar biasa. “Imajinasi adalah segalanya. Ini adalah preview dari kisah kehidupan yang akan datang. Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan.” dan Pengetahuan datang dari Pengalaman. “Informasi bukanlah pengetahuan. Satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman.”

Iringi Langkah anda Dengan Doa

Aku telah rela Allah Tuhanku, islam agamaku dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT Wahai Tuhan Allah, tambahkanlah ilmuku, dan anugrahillah kepadaku, faham terhadap ilmu itu.Amiin (Ya Allah kabulkanlah permohonanku)

Senin, 11 Februari 2013

SENSOR SENTUHAN (TOUCH SWITCH)

SENSOR SENTUHAN (TOUCH SWITCH)


Adalah rangkaian elektronik  yang menggunakan sentuhan tangan telanjang sebagai input untuk menggerakkan output.
Contoh rangkaian 1 


Dengan menggunakan IC NE555 sebagai otak dari pengendali ini, kita dapat mengendalikan relay 12 VDC untuk mengendalikan beban-beban yang lebih besar misalnya alarm, lampu AC 220V dan sebagainya dengan cara menyentuh plat logam pada bagian plate. Relay akan bekerja jika pelat logam kita sentuh, dan akan non aktif kembali jika logam tidak kita sentuh.
Contoh rangkaian 2


Jika pada rangkaian 1 output  kaki no 3 IC akan mengeluarkan tegangan positive saat kita pelat kita sentuh dan akan mengeluarkan tegangan jika pelat tidak disentuh, maka pada rangkaian ke 2 terdapat dua buah pelat yang berfungsi sebagai tombol sentuh ON dan tombol sentuh OFF. Output IC no 3 akan mengeluarkan tegangan positif jika pelat ON disentuh dan akan mengeluarkan tegangan nol saat pelat OFF kita sentuh.
Untuk pengembangan lampu LED dapat ditambah dengan rangkaian driver relay untuk mengendalikan beban lain.
Contoh Rangkaian 3 

Cara kerja rangkaian 3 sama dengan rangkaian 2 hanya pada rangkaian ini menggunakan jenis IC 4011 yang merupakan IC logika quad NAND gate 2 input. Rangkaian akan ON jika pada pelat A-B disentuh dan rangkaian akan OFF jika pelat C-D disentuh.

Contoh Rangkaian 4

Berbeda dengan ketiga rangkaian diatas, pada rangkaian ke 4 menggunakan transistor sebagai saklar dan driver untuk mengendalikan SCR T03. Sedangkan SCR mengendalikan beban listrik AC 220V. Beban listrik dapat menggunakan komponen beban yang bersifat resistif misalnya lampu pijar. Sedangkan untuk beban bersifat induktif dapat diganti dengan jenis TRIAC misalnya Q4004LT dan sebagainya

SENSOR MAGNET

SENSOR MAGNET


Adalah rangkaian elektronik  yang menggunakan gelombang magnet sebagai input untuk menggerakkan output.

Contoh rangkaian 1


          Rangkaian diatas menggunakan sensor magnet reed switch untuk menggerakkan LED.Pada rangkaian ini menggunakan prinsip pembagi tegangan antara kaki basis transistor. Cara kerja rangkaian adalah jika pada reed switch didekati medan magnet maka hambatan kontak reed switch akan menghubung. Hal ini menyebabkan arus negatif masuk ke kaki transistor, maka transistor tidak akan mengantar arus. Pada saat reed switch dijauhkan dari medan magnet maka kontak reed switch akan membuka, maka arus listrik posistip akan masuk ke kaki basis. Transisotr akan mengalirkan arus negative yang akan menyalakan LED.
                   Medan magnet dapat menggunakan magnet batang. Contoh aplikasi sederhana adalah indicator atau alarm untuk pintu dibuka atau ditutup.Untuk pengembangan lebih lanjut LED dpat ditambah relay driver untuk mengendalikan alarm atau sirine maupun beban listrik yang lebih besar misalnya lampu AC 220V.

Contoh rangkaian 2
          Pada rangkaian ini menggunakan perubahan posisi reed switch. Dengan posisi seperti ini, rangkaian akan bekerja ( LED menyala) jika pada reed switch didekati medan magnet. Untuk mengatur kepekaan rangkaian dapat menggunakan VR 10K.
Contoh Rangkaian 3

          Jika pada rangkaian diatas menggunakan transistor, maka pada rangkaian berikut menggunakan SCR (Silicon Controlled Rectifier). Jika menggunakan rangkaian dengan basis transistor seperti rangkaian sebelumnya, maka jika input tidak ada maka rangkaian tidak bekerja, pada rangkaian berikut menggunakan pengunci SCR agar ketika rangkaian aktif, maka rangkaian akan tetap aktif meskipun input sudah tidak ada. Rangkaian dapat diaplikasikan misalnya pada alarm.
          SCR akan mengalirkan arus listrik dari anoda ke katoda jika pada kaki gate diberi tegangan positif. SCR akan terus mengalirkan arus meskipun kaki gate sudah tidak dialiri tegangan positif lagi. Untuk mereset rangkaian dengan cara memutus tegangan dari sumber atau dengan cara menghubung singkat kaki anoda dan katoda sesaat.
Cara kerja rangkaian adalah reed switch harus didekati oleh magnet, sehingga kontak reed switch akan menutup. Dengan menutupnya kontak, maka arus yang masuk ke kaki gate SCR adalah negative dan SCR tidak bekerja. Jika magnet dijauhkan dari reed switch, maka kontak reed switch akan membuka hal ini menyebabkan arus positif masuk ke kaki SCR, maka SCR akan bekerja terus meskipun magnet didekatkan kembali ke reed switch.

KAPASITOR / CONDENSATOR

KAPASITOR / CONDENSATOR

Kapasitor / Kondensator
          Kapasitor merupakan komponen elektronika / listrik yang tersusun atas dua plat konduktor yang dipisahkan oleh bahan isolator ( penyekat ). Isolator atau penyekat ini merupakan bahan dielektrikum ( bahan kimia elektrolit ).

          Sifat dan fungsi kapasitor antara lain :
1.    Menyimpan arus listrik
2.    Menahan arus listrik DC
3.    Meloloskan arus listrik AC
4.    Sebagai penala gelombang pada pemacar atau penerima radio
5.    Peredam bunga api pada saklar
Kapasitor Tetap
Kapasitor ada 2 jenis yaitu polar ( memiliki kutub positif dan negative ) dan non polar ( tidak berkutub ). Untuk jenis polar atau berkutub dalam pemasangan pada rangkaian tidak boleh terbalik, karena dapat menyebabkan rangkaian tidak berfungsi serta kapasitor akan rusak. Sedangkan untuk jenis non polar pemasangan kaki pada rangkaian dapat dibolak balik posisinya.
                              
                                Simbol kapasitor polar                Simbol kapasitor non polar
Bentuk kapasitor polar / ELCO (electrolyte Condensator )

Bentuk kapasitor non polar
Berdasarkan bahan pembuatnya kapasitor terdiri atas : keramik, kertas, mika, tantalum, elektrolit, udara maupun milar. Untuk menentukan nilai kapasitas kapasitor yaitu dengan membaca kode yang tertera pada badan komponen tersebut. Sebagai contoh untuk ELCO dengan data 220uF/16V artinya kapasitas kapasitor atau kemampuan menyimpan muatan listrik adalah 220 mikro Farad dengan tegangan kerja maksimal adalah 16 Volt DC. Perlu diperhatikan tegangan kerja pada kapasitor, jika pada rangkaian membutuhkan kapasitor dengan tegangan kerja 12V maka kapasitor tidak boleh diganti dengan tegangan kerja dibawah 12 V. hal ini akan menyebabkan kapasitor akan rusak.

Cara membaca Kode Capasitor
Untuk kapasitor dengan kode warna, maka cara pembacaan sama dengan cara membaca kode warna pada resistor, hanya satuan yang digunakan adalah pF (piko Farad). 
Capasitor dengan kode warna 

Tabel Capasitor

Contoh sebuah capasitor dengan kode warna Kuning-Ungu-Kuning-Hijau maka nilai kapitasnya adalah :47 x 10.000 = 470.000 pF (piko Farad) atau 470 nF (nano farad) atau 0,47 uF (micro Farad) dengan toleransi 5%.

capasitor non polar dengan kode 104

Untuk kapasitor yang memiliki kode angka pembacaan juga mirip dengan pembacaan resistor.
Sebagai contoh pada kapasitor dengan kode angka 502K

Maka nilai kapasitas kapasitor adalah 5000 pF dengan toleransi 10%. 5000pF dapat juga ditulis 5nF karena ;
1 F (Farad)             = 1.000.000µF ( mikro Farad)
1 µF                       = 1.000 nF (nano Farad )
1 nF                       = 1.000 pF ( piko Farad )
 Cara pembacaan ini berlaku untuk semua kode kapasitor.

Kapasitor Variabel
Selain jenis kapasitor yang nilainya tetap, kapasitor juga ada yang berbentuk variable artinya kapasitas kapasitor dapat diubah-ubah. Kapasitor ini disebut dengan VC / Varcap ( Variable capasitor ) atau Varco ( Variable Condensator ). Salah satu aplikasi kapasitor variable adalah pada rangkaian penala gelombang. Untuk dapat menangkap frekwensi radio dari pemancar maka pada rangkaian penala gelombang pada penerima radio harus dibangkitkan frekwensi yang sama dengan frekwensi dari pemancar dengan cara mengubah-ubah nilai kapasitor. Jika nilai frekwensi dari pemancar sama dengan frekwensi dari penala penerima radio maka akan terjadi resonansi ( memancarnya dua buah sumber frekwensi yang menghasilkan frekwensi yang sama )

Simbol variable condensator

Bentuk kapasitor variable
 
 
 
 
 
http://tutukjat.blogspot.com/

Belajar rangkaian gerbang logika menggunakan EasySim Logic Simulator

Belajar rangkaian gerbang logika menggunakan EasySim Logic Simulator


EasySim Logic Simulator merupakan sebuah software yang sangat membantu siswa atau siapapun yang berkecimpung dalam mempelajari rangkaian -rangkaian logika dasar. Pemahaman desain logika,  merupakan dasar untuk mempelajari rangkaian digital yang lebih komplek. Penggunaan  sangat sederhana, kita cukup  melakukan drag and drop komponen rangkaian logika yang terdapat pada kotak TOOLS untuk membentuk sebuah rangkaian sederhana.

Beberapa komponen gerbang logika (logic gate) yang disertakan antara lain : AND , NAND , OR , NOR  (dengan input 2,3,dan 4), XOR, XNOR, NOT. Disertakan pula komponen output berupa : LAMP, 7SEGMENT. Serta komponen input antara lain : Switch, Logic 1, Logic 0.
Untuk menggunakan software simulator ini sangat mudah :
1. anda hanya membutuhkan dasar-dasar logika dari gerbang gerbang dasar.
2.download file ini kemudian ekstrak filenya.
3.buka file hasil ekstrak
4.klik file SIMULATE
5.buat sebuah rangkaian gerbang logika dengan cara drag and drop
6.lakukan simulasi dengan cara melakukan klik pada POWER kemudian klik inputnya.
7.selamat mencoba
Beberapa contoh rangkaian siap pakai untuk memperjelas penggunaan simulator ini juga disertakan, anda tinggal buka pada file yang tersimpan pada simulator ini. Berikut beberapa video beberapa uji coba rangkaian yang pernah dilakukan :

Aplikasi counter
Aplikasi D Flip-flop
Aplikasi Shift Register

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR)

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR)


OVER LOAD (TOR)
          Over Load atau disebut dengan thermal relay atau thermal overload relay (TOR) adalah komponen pada instalasi tenaga listrik yang berfungsi sebagai pengaman instalasi terhadap beban lebih. Cara kerja overload adalah dengan memanfaatkan pelat bimetal yang akan memutus jika terjadi arus listrik melampui batas kapasitasnya.Prinsip kerja ini hampir sama dengan cara kerja pada MCB untuk mengamankan arus lebih yang mengalir pada instalasi penerangan maupun tenaga ( motor ).


Simbol overload


Bentuk-bentuk thermal overload relay


Penyambungan TOR dengan MC

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa 3 kaki utama pada overload dihubungkan  ke sumber sumber tegangan 3 fasa melalui magnetic contactor dan 3 kaki utama lainnnya dihubungkan ke terminal motor 3 fasa. Pada over load terdapat kontak NO yaitu kaki 97-98 dan NC pada kaki 95-96.


Cara kerja Thermal Overload Relay


Bagian-bagian Thermal Overload relay


Jika terjadi beban lebih pada motor maka arus akan meningkat dan memutus bimetal. Maka kontak NO dan NC pada overload juga bekerja. Kontak NC digunakan untuk memutus rangkaian control yang mengendalikan Magnatic contactor. Dengan terbukanya kendali ke Magnetic contactor yang mengendalikan rangkaian utama maka motor akan berhenti bekerja. Sedangkan kontak NO dapat dihubungkan dengan lampu indicator terjadinya beban lebih pada rangkaian.
Thermal overload relay (TOR) mempunyai tingkat proteksi yang lebih efektif dan ekonomis, yaitu:
1.    Pelindung beban lebih / Overload
2.    Melindungi dari ketidakseimbangan phasa / Phase failure imbalance
3.    Melindungi dari kerugian / kehilangan tegangan phasa / Phase Loss.
Karakteristik TOR
1.    Terdapat konstruksi yang berhubungan langsung dengan terminal kontaktor magnit.
2.    Full automatic function, Manual reset, dan memiliki pengaturan batas arus yang dikehendaki untuk digunakan.
3.    Tombol trip dan tombol reset trip, dan semua sekerup terminal berada di bagian depan.
4.    Indikator trip
5.    Mampu bekerja pada suhu -25 °C hingga +55 °C atau (-13 °F hingga +131 °F)
 
 
http://tutukjat.blogspot.com/

MINIATURE CIRCUIT BREAKER ( MCB )

MINIATURE CIRCUIT BREAKER ( MCB )


MINIATURE CIRCUIT BREAKER (MCB)
          Miniature Circuit Breaker atau lebih umum disingkat MCB merupakan komponen instalasi listrik yang berfungsi sebagai pengaman terhadap daya lebih. Dengan memasang MCB gangguan karena hubung singkat, beban lebih pada rangkaian akan dapat dicegah. Secara umum fungsi MCB antara lain :
1.      Membatasi Penggunaan daya Listrik
2.      Mematikan listrik secara otomatis  apabila terjadi hubungan singkat ( Korslet )
3.      Mengamankan Instalasi Listrik baik penerangan maupun instalasi tenaga
4.      Membagi daya pada instalasi rumah menjadi beberapa bagian, sehingga lebih mudah untuk mendeteksi kerusakan instalasi listrik
Simbol MCB


Bentuk-bentuk MCB


Bagian-bagian MCB

Cara kerja MCB adalah pada saat MCB
1.    Berdasarkan panas.Pada MCB terdapat plat bimetal (perpaduan 2 logam yang berbeda koefisien muai panasnya). Bimetal akan melengkung jika terjadi panas berlebihan yang melaluinya. Plat bimetal yang melengkung karena panas akan menggerakkan tuas pemutus dan akan memutuskan arus listrik.
2.    Berdasarkan elektromagnetik .Pemutusan arus listrik dengan metode ini dilakukan oleh coil yang terdapat pada MCB. Apabila terjadi arus berlebihan (melebihi batas MCB) maka coil akan terinduksi sehingga akan menghasilkan medan magnet yang akan menarik tuas pemutus, sehingga kontak MCB akan terputus.
Besar kecilnya kemampuan MCB memutuskan arus listrik bergantung pada spesifikasi masing-masing MCB. Sebagai contoh untuk MCB dengan kapasitas 2A maka MCB akan bekerja memutus arus listrik jika arus listrik yang melalui MCB melebihi 2A. Tiap-tiap instalasi harus memperhitungkan dengan seksama kebutuhan  daya dari tiap instalasi yang dipasang.
Perlu diperhatikan juga untuk penggunaan pada instalasi tenaga yang menggunakan 3 fasa maka pada saat MCB terjadi trip ( gangguan ) maka ketiga MCB yang dihubungkan pada tiap fasa (RST) harus membuka / putus bersama-sama.  


http://tutukjat.blogspot.com/

STAR-DELTA

STAR-DELTA


Teori  dasar
a.       Cara menghubungkan motor  3 fasa
Sebuah motor listrik 3 fasa dapat digunakan dalam hubungan bintang (Y) aatau hubungan segitiga (∆) tergantung pada tegangan jaringannya (jala-jala). Tegangan yang harus dihubungkan ke motor biasanya ditentukan oleh papan nama (name plate) pada motor tersebut, misalnya 220V/380V.
Untuk motor 3 fasa yang diberi tanda tegangan 220V / 380V, hubungan yang harus digunakan adalah sebagai berikut :
a.1. Kalau system tegangan jala-jala 220V / 380V, motor ini harus digunakan dalam hubungan bintang (Y), karena kumparan-kumparannya harus mendapat tegangan 220V
a.2. Kalau system tegangan jala-jala 127V / 220V, motor ini harus digunakan dalam hubungan segitiga (∆).
b.    Starting bintang segitiga dimaksudkan untuk mengurangi arus starting dari motor 3 fasa, karena pada motor yang berdaya besar, arus start berpengaruh besar.
        Dengan starting ini dimaksudkan untuk menjaga agar lebih terkontrol, karena setelah beberapa detik kemudian akan terjadi perpindahan hubungan dari bintang ke segitiga.
        Dengan dihubungkan segitiga, maka tegangan fase motor berkisar 58% dari tegangan jala-jala motor dan arus startnya sekitar 1/3X arus start bila motor dihubungkan langsung (DOL).
Adapun cara menghubungkan untuk formasi segitiga – bintang adalah sebagai berikut :
1.       Rangkaian starting Motor 3 fasa Bintang – Segitiga Otomatis
1.a. rangkaian Kontrol
Cara Kerja Rangkaian :
1.       MCB F1 di ON kan
2.       Jika S1 ditekan, maka K1 bekerja,K2 bekerja lampu H1 menyala. Motor akan bekerja dengan formasi bintang.
3.       Beberapa saat kemudian, timer K1 bekerja menyebabkan K2 padam, K3 bekerja. Motor akan bekerja dengan formasi segitiga
 1.B. Rangkaian Utama
http://tutukjat.blogspot.com

Sabtu, 05 Januari 2013

Cara Menguji DIODA


 http://dasar-elektro.blogspot.com/

Pada dioda terdiri dari katoda dan anoda dan hal ini diberi satu tanda. Lalu langkah-langkah pengujian dioda menggunakan multimeter adalah sebagai berikut :
1. Putarlah saklar pada Ohm, misalkan R x 1K
2. Tempelkanlah cord yang merah (+) pada terminal atau kaki katoda (-) dan cord yang hitam (-)pada anoda (+) dioda
3. Bila jarum multimeter bergerak itu berarti baik, namun bila diam saja itu berarti putus atau rusak
4. Kemudian selanjutnya cord yang hitam ditempelkan pada kaki katoda (-) dan cord yang merah ditempelkan pdai kaki anoda (+). Bila jarum multimeter diam itu berarti baik namun jika bergerak itu berarti bocor .Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :



Catatan : Jangan bingung gan dengan ktup dari alat ukurnya, Soalnya kalau AVO Meter yang analog itu kutup battery nya emang terbalik di dalam. Kalau ngga' mau pusing pas masang cord di AVO nya pasang aja secara terbalik. Yang merah pasang di kutup (-) yang hitam pasang di (+). Ini hanya khusus untuk pengujian dioda. Atau kalau mau gampang pake yang AVO meter digital dan jangan lupa kalau AVO meter digital cord merah pasang di (+) cord hitam di (-). Selamat mencoba

DASAR ELEKTRO : Pengenalan Komponen Elektronika

Sebelum kita bahas lebih lanjut tentang komponen komponen elektronika dalam pelajaran dasar elektronika ada baiknya kita tahu dulu jenis jenis komponen elektronika berdasarkan butuh atau tidaknya arus listrik dalam bekerjanya. Dalam bidang elektronika dikenal ada dua jenis komponen yang kelompokkan berdasarkan kriteria di atas

Dua macam komponen ini adalah komponen aktif dan komponen pasif. Dua macam komponen elektronika yang akan kita pelajari dalan dasar elektronika ini selalu ada dalam setiap rangkaian elektronika.

Komponen aktif adalah
jenis komponen elektronika yang memerlukan arus listrik agar dapat bekerja dalam rangkaian elektronika. Contoh komponen aktif ini adalah Transistor dan IC juga Lampu Tabung. Besarnya arus panjar bisa berbeda-beda untuk tiap komponen2 ini.

Sedangkan komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang bekerja tanpa memerlukan arus listrik. Contoh komponen pasif adalah resistor, kapasitor, transformator/trafo, dioda dsb.

Dalam dasar elektronika penggunaan  kedua jenis komponen ini hampir selalu digunakan bersama-sama, kecuali dalam rangkaian-rangkaian pasif yang hanya menggunakan komponen-komponen pasif saja misalnya rangkaian baxandall pasif, tapis pasif dsb. Untuk IC (Integrated Circuit) adalah gabungan dari komponen aktif dan pasif yang disusun menjadi sebuah rangkaian elektronika dan diperkecil ukuran fisiknya.


RESISTOR 

Resistor adalah komponen elektronika yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian elektronika karena dia berfungsi sebagai pengatur arus listrik. Dengan resistor listrik dapat didistribusikan sesuai dengan kebutuhan. Tentunya anda bertanya-tanya, apa itu resistor ?, seperti apa bentuknya ?, bagaimana cara kerjanya ?, oops..., nanti dulu saya baru akan menjelaskannya.

Ilustrasi Arus Air untuk mengetahui cara kerja Resistor
Setelah anda perhatikan animasi tadi, tentunya anda sudah mempunyai gambaran tentang bagaimana prinsip kerja dari sebuah resistor. Yah anda anggap saja arus air yang ada di animasi itu sebagai arus listrik, sedangkan bendungan sebagai resistornya. Jadi bila bendungan 1 kita anggap sebagai resistor 1 dan bendungan 2 sebagai resistor 2, maka besarnya arus tergantung dari besar kecilnya pintu bendungan yang kita buka. Semakin besar kita membuka pintu bendungan semakin besar juga arus yang melewati bendungan tersebut bila ingin lebih besar lagi arusnya, yah tidak usah dipasang bendungannya atau dibiarkan saja, jadi bila kita menginginkan arus yang besar maka kita pasang resistor yang nilai resistansi ( tahanan ) nya kecil, mendekati nol atau sama dengan nol atau tidak dipasang sama sekali dengan demikian arus tidak lagi dibatasi. Nah seperti itulah kira-kira fungsi Resistor dalam sebuah rangkaian elektronika.
Suatu fungsi dalam dunia teknik tentunya mempunyai satuan atau besaran, misalnya untuk berat kita tahu bahwa pada umumnya satuannya adalah "gram", satuan jarak pada umumnya orang memakai satuan " meter ". Nah untuk resistor satuannya adalah OHM, jadi mulai sekarang kita biasakan untuk menyebut besarnya nilai suatu resistor atau tahanan kita gunakan satuan OHM, yang sebenarnya berasal dari kata OMEGA. Maka tidaklah heran bila lambang dari OHM berbentuk seperti tapal kuda orang yunani menyebutnya omega entah kenapa demikian saya juga kurang paham karena saya bukan ahli sejarah he he he . Ok, jadi bila nanti anda melihat rangkaian elektronika lalu disitu tertulis misalnya 470 maka itu adalah sebuah resistor dengan nilai 470 OHM.., paham..!!.
Didalam rangkaian elektronika resistor dilambangkan dengan angka " R " , sedangkan icon nya seperti ini : . Ada beberapa jenis resistor yang ada dipasaran antara lain : Resistor Carbon, Wirewound, dan Metal Film. Ada juga Resistor yang dapat diubah-ubah nilai resistansinya antara lain : Potensiometer dan Trimpot. Selain itu ada juga Resistor yang nilai resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya LDR ( Light Dependent Resistor ) dan Resistor yang yang nilai resistansinya berubah tergantung dari suhu disekitarnya namanya NTC ( Negative Thermal Resistance ) agar lebih jelas coba anda perhatikan gambar 1-a, dan animasi berikut ini :

Prinsip Dasar, Cara Kerja Sebuah LDR

Berbagai Jenis type dan bentuk Resistor
Potensiometer L D R N T C Trimpot
Lambang-lambang dari beberapa Jenis Resistor
Hmmm..., bagaimana friend !. Saya rasa sampai disini anda sudah memahami prinsip kerja dari resisor. Sekarang mari kita lanjutkan dengan materi yang lain.
Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya digunakan kode-kode warna sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi ( tahanan ) dari resistor. Kode-kode warna itu melambangkan angka ke-1, angka ke-2, angka perkalian dengan 10 ( multiflier ), nilai toleransi kesalahan, dan nilai qualitas dari resistor. Kode warna itu antara lain Hitam, Coklat, Merah, Orange, Kuning, Hijau, Biru, Ungu, Abu-abu, Putih, Emas dan Perak. ( lihat gambar 1-b dan tabel 1 ). Warna hitam untuk angka 0, coklat untuk angka 1, merah untuk angka 2, orange untuk angka 3, kuning untuk angka 4, hijau untuk angka 5, biru untuk angka 6, ungu untuk angka 7, abu-abu untuk angka 8, dan putih untuk angka 9. Sedangkan warna emas dan perak biasanya untuk menunjukan nilai toleransi yaitu emas nilai toleransinya 10 %, sedangkan perak nilai toleransinya 5 %.
Wah banyak sekali sulit untuk menghafalnya..!, hmmm.., kalau anda merasa kesulitan menghafal kode warna dari resistor beserta nilainya, coba perhatikan teks yang saya beri huruf tebal diatas. Kalau disatukan akan menjadi sebuah kata yang mungkin mudah bagi anda untuk menhafalnya ( Hi Co Me O Ku Hi B U A P == 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ). Ok sekali lagi coba anda lihat gambar 1-b dan tabel 1

KODE WARNAAPPLET WARNANILAITOLERANSI
Hitam
0-----
Coklat
1-----
Merah
2-----
Orange
3-----
Kuning
4-----
Hijau
5-----
Biru
6-----
Ungu
7-----
Abu-abu
8-----
Putih
9-----
Emas
0,110 %
Perak
0,011 %
Nah sekarang mari kita mencoba membaca nilai suatu resistor. Misalkan anda melihat sebuah resistor dengan kode warna sebagai berikut : Coklat, merah, merah, dan emas. Berapa nilai resistansi dari resistor tersebut..?. ( Perlu diingat..! : Untuk membaca angka pertama dari kode warna resistor anda harus melihat warna yang paling dekat dengan ujung sebuah resistor dan biasanya untuk angka ke-1,2 dan 3 saling berdekatan sedangkan untuk kode warna dari toleransi agak jauh dari warna-warna yang lain, sekali lagi lihat gambar 1-b dan tabel 1
Untuk membaca kode warna resistor seperti yang dipermasalahkan diatas, kita mulai menerjemahkan satu persatu kode tersebut. Warna pertama Coklat, berarti angka 1, warna kedua warna merah, berarti angka 2, warna ketiga warna merah berarti multiflier, perkalian dengan 10 pangkat 2. kalau diterjemahkan 12 X 10 2 = 12 X 100 = 1200. Berarti 1200 Ohm. dengan nilai toleransi sebesar 10 %. Akurasi dari resistor tersebut berarti 1200 X ( 10 : 100 ) = 1200 X ( 1 : 10 ) = 120. ( he he he, itulah ilmu exacta selalu berhubungan dengan matematika yupsss, padahal saya juga pusing nih ngitung-ngitung yang ginian, ha ha ha.. selingan aja ) jadi nilai sebenarnya dari resistor tersebut adalah maximum 1200 + 120 = 1320 Ohm, sedangkan nilai minimum nya adalah 1200 - 120 = 1080 Ohm. Kenapa demikian ...?. Karena karakteristik dari bahan baku resistor tidak sama, walaupun pabrik sudah mengusahakan agar dapat menjadi standart tetapi apa daya prosesnya menjadi tidak standart. Untuk itulah pabrik menyantumkan nilai toleransi dari sebuah resistor agar para designer dapat memperkirakan seberapa besar faktor x yang harus mereka fikirkan agar menghasilkan yang mereka kehendaki.
Sekarang coba saya kasih soal lalu anda cari nilai nya sendiri, ( buat PR . he he he..., kayak anak SD aja ). Soalnya begini : Didalam sebuah rangkaian saya melihat sebuah resistor jenis carbon dengan warna-warna sebagai berikut ; Merah, Kuning, Hijau dan Perak. Berapa nilai minimum dari resistor tersebut ?.
Di dalam praktek para designer sering kali membutuhkan sebuah resistor dengan nilai tertentu. Akan tetapi nilai resistor tersebut tidak ada di toko penjual, bahkan pabrik sendiri tidak memproduksinya. Lalu bagaimana solusinya..?. Nah...!, seperti yang pernah saya singgung diatas bahwa ilmu exacta selalu berhubungan dengan matematika, maka untuk mendapatkan suatu nilai resistor dengan resistansi yang unik dapat dilakukan dua cara ; Pertama cara SERIAL, dan yang kedua cara PARALEL. ( Wah.., nambah pusing lagi nih..! ). Dengan cara demikian maka masalah designer diatas dapat terpecahkan. Bagaimana cara Serial dan bagaimana pula cara Paralel, untuk lebih jelasnya coba anda perhatikan gambar 1-d.


Cara memasang Resistor cara Serial dan Paralel
Dengan Cara tersebut suatu nilai resistor dapat menjadi unik. Lalu bagaimana menghitungnya ?, Ehmm. mudah saja, untuk cara serial anda tinggal menambahkan saja nilai resistor 1 dan nilai resistor 2. ( R1 + R2 ) . Sedangkan untuk cara paralel anda dituntut untuk mengerti ALJABAR ( wah-wah lagi-lagi matematika ) tapi mudah kok. Kalau ingin mahir Matematika buka saja topik yang membahas khusus tentang matematika di situs ini juga. Ok kembali ke permasalahan. Untuk cara paralel ditentukan rumus sebagai berikut : misalkan kita memparalel dua buah resistor, resistor pertama diberi nama R1 dan resistor kedua diberi nama R2, maka rumusnya adalah : 1/R= ( 1/R1 ) + ( 1/R2 )
Contoh : Kita mempunyai dua buah resistor dengan nilai berikut R1=1000 Ohm , R2=2000 Ohm, bila kita menggunakan cara serial maka didapat hasil R1+R2 1000+2000 = 3000 Ohm, sedangkan bila kita menggunakan cara Paralel maka didapat hasil :
1 / R = 1 / R1 + 1 / R2
       1 / R = (1/1000) + (1/2000)
       1 / R = (2000 + 1000) / (1000 X 2000) 
       1 / R = (3000) / (2000000)
       1 / R = 3 / 2000
          3R = 2000
           R = 2000 / 3
           R = 666,7 Ohm -----> Resistor Hasil Paralel.
silahkan buktikan sendiri dengan persamaan aljabar dalam matematika.




KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA (kapasitor)

2. Kapasitor
Kapasitor atau kondensor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan energi listrik dalam bentuk muatan listrik selama selang waktu tertentu tanpa disertai adanya reaksi kimia.
Kapasitor banyak digunakan pada peralatan elektronika seperti pada lampu kilat kamera, cadangan energi pada komputer saat listrik mati, pelindung sistem RAM pada komputer dll.
Pada dasarnya, kapasitor terdiri atas sepasang pelat konduktor sejajar dengan luas A yang dipisahkan oleh jarak d yang kecil. Dua konduktor tersebut dipisahkan oleh suatu bahan isolator yang disebut bahan dielektrik.
Saat kapasitor diberi tegangan, kapsitor akan menjadi bermuatan. Satu pelat menjadi bermuatan positif dan pelat yang lainnya bermuatan negatif. Jumlah masing-masing muatan pada kedua pelat tersebut sama. Jumlah muatan Q yang terdapat pada muatan sebanding dengan beda potensial V sesuai dengan persamaan : Q= CV. Dengan C menunjukkan kapasitansi kapasitor. Kapasitansi kapasitor adalah kemampuan kapasitor untuk menyimpan energi listrik.
Kapasitansi tidak bergantung pada Q dan V. Nilainya hanya bergantung pada struktur dan dimensi kapasitor sendiri. Jadi C dapat ditulis dalam persamaan C=permitivitas hampa udara dikalikan A/d.

2. Jenis-jenis kapasitor
Berdasarkan bahan dielektrik dan penggunaannya, kapasitor dibagi menjadi beberapa jenis seperti berikut.
a. Kapasitor variabel (Varco)
Kapasitor ini digunakan untuk tuning pesawat radio atau mencari gelombang radio. Kapasitor ini menggunakan udara sebagai bahan dielektriknya. Kapasitor jenis ini menggunakan pelat yang tidak dapat digerakkan (stator) dan pelat yang dapat digunakan (rotor). Varco biasanya terbuat dari bahan aluminium. Dengan memutar tombol, luas pelat yang berhadapan dapat diataur sehingga kapasitas kapasitor dapat diubah. Dengan mengubah kapasitas kapasitor, frekuensi sirkuit yang dicari dapat distel. Berikut ditunjukkan suatu varco.
b. Kapasitor keramik
Kapasitor keramik mempunyai dielektrik yang terbuat dari keramik. Kapasitor ini memiliki elektroda logam dan dielektritnya terdiri atas campuran titanium oksida dan oksida lain. Kekuatan dielektriknya baik sekali sehingga mempunyai kapasitas yang besar. Meskipun demikian, ukuran kapasitor keramik relatif kecil. Kapasitor keramik digunaka untuk meredam bunga api, seperti pada bunga api yang timbul pada platina kendaraan bermotor.

c. Kapasitor kertas
Kapasitor ini mempunyai dielektrik yang terbuat dari kertas. Kapasitor kertas mempunyai lapisan-lapisan kertas setebal 0,05-0,02 mm di antara dua lembaran kertas aluminium. Kertas tersebut diresapi dengan minyak untuk memperbesar kapasitas dan kekuatan dielektriknya.
d. Kapasitor plastik
Kapasitor plastik mempunyai selaput plastik sebagai dielektriknya. Kapasitor ini mempunyai elektroda logam dan lapisan dielektrik yang terbuat dari bahan polisterina, milar atau teflon dengan tebal 0,0064 mm. Kapasitor plastik digunakan untuk koreksi faktor daya dalam sisitem daya listrik pada fisi nuklir, pembentukan logam hidrolik, penyelidikan plasma dielektrik.

e. Kapasitor elektrolit (Elco)
Kapasitor elektrolit mempunyai dielektrik berupa oksida aluminium. Elektroda positif terbuat dari bahan logam, seperti aluminium dan tantalum, sedangkan elektroda negatif terbuat dari bahan elektrolit. Bahan dielektrik digunakan untuk melapisi elektroda negatif. Tebal lapisan oksida sekitar 0,0001 mm. Kapasitor ini hanya digunakan pada tegangan DC yang berdenyut pada rangkaian radio, televisi, telefon, telegraf, peluru kendali, dan perlengkapan komputer. Fungsi elco adalah sebagai perata denyut arus listrik.