Senin, 11 Februari 2013
SENSOR SENTUHAN (TOUCH SWITCH)
Adalah rangkaian
elektronik yang menggunakan sentuhan
tangan telanjang sebagai input untuk menggerakkan output.
Contoh
rangkaian 1
Dengan menggunakan IC NE555
sebagai otak dari pengendali ini, kita dapat mengendalikan relay 12 VDC untuk
mengendalikan beban-beban yang lebih besar misalnya alarm, lampu AC 220V dan
sebagainya dengan cara menyentuh plat logam pada bagian plate. Relay akan bekerja
jika pelat logam kita sentuh, dan akan non aktif kembali jika logam tidak kita
sentuh.
Contoh
rangkaian 2
Jika pada rangkaian 1
output kaki no 3 IC akan mengeluarkan
tegangan positive saat kita pelat kita sentuh dan akan mengeluarkan tegangan
jika pelat tidak disentuh, maka pada rangkaian ke 2 terdapat dua buah pelat
yang berfungsi sebagai tombol sentuh ON dan tombol sentuh OFF. Output IC no 3
akan mengeluarkan tegangan positif jika pelat ON disentuh dan akan mengeluarkan
tegangan nol saat pelat OFF kita sentuh.
Untuk pengembangan lampu
LED dapat ditambah dengan rangkaian driver relay untuk mengendalikan beban
lain.
Contoh
Rangkaian 3
Cara kerja rangkaian 3 sama
dengan rangkaian 2 hanya pada rangkaian ini menggunakan jenis IC 4011 yang
merupakan IC logika quad NAND gate 2 input. Rangkaian akan ON jika pada pelat
A-B disentuh dan rangkaian akan OFF jika pelat C-D disentuh.
Contoh
Rangkaian 4
SENSOR MAGNET
SENSOR MAGNET
Adalah rangkaian elektronik yang menggunakan gelombang magnet sebagai
input untuk menggerakkan output.
Contoh
rangkaian 1
Rangkaian diatas menggunakan sensor magnet reed switch
untuk menggerakkan LED.Pada rangkaian ini menggunakan prinsip pembagi tegangan
antara kaki basis transistor. Cara kerja rangkaian adalah jika pada reed switch
didekati medan magnet maka hambatan kontak reed switch akan menghubung. Hal ini
menyebabkan arus negatif masuk ke kaki transistor, maka transistor tidak akan
mengantar arus. Pada saat reed switch dijauhkan dari medan magnet maka kontak
reed switch akan membuka, maka arus listrik posistip akan masuk ke kaki basis.
Transisotr akan mengalirkan arus negative yang akan menyalakan LED.
Medan
magnet dapat menggunakan magnet batang. Contoh aplikasi sederhana adalah
indicator atau alarm untuk pintu dibuka atau ditutup.Untuk pengembangan lebih
lanjut LED dpat ditambah relay driver untuk mengendalikan alarm atau sirine
maupun beban listrik yang lebih besar misalnya lampu AC 220V.
Contoh
rangkaian 2
Pada rangkaian ini menggunakan perubahan posisi reed
switch. Dengan posisi seperti ini, rangkaian akan bekerja ( LED menyala) jika
pada reed switch didekati medan magnet. Untuk mengatur kepekaan rangkaian dapat
menggunakan VR 10K.
Contoh
Rangkaian 3
Jika pada rangkaian diatas menggunakan transistor, maka
pada rangkaian berikut menggunakan SCR (Silicon Controlled Rectifier). Jika
menggunakan rangkaian dengan basis transistor seperti rangkaian sebelumnya,
maka jika input tidak ada maka rangkaian tidak bekerja, pada rangkaian berikut
menggunakan pengunci SCR agar ketika rangkaian aktif, maka rangkaian akan tetap
aktif meskipun input sudah tidak ada. Rangkaian dapat diaplikasikan misalnya
pada alarm.
SCR akan mengalirkan arus listrik dari anoda ke katoda jika
pada kaki gate diberi tegangan positif. SCR akan terus mengalirkan arus
meskipun kaki gate sudah tidak dialiri tegangan positif lagi. Untuk mereset
rangkaian dengan cara memutus tegangan dari sumber atau dengan cara menghubung
singkat kaki anoda dan katoda sesaat.
Cara
kerja rangkaian adalah reed switch harus didekati oleh magnet, sehingga kontak
reed switch akan menutup. Dengan menutupnya kontak, maka arus yang masuk ke
kaki gate SCR adalah negative dan SCR tidak bekerja. Jika magnet dijauhkan dari
reed switch, maka kontak reed switch akan membuka hal ini menyebabkan arus
positif masuk ke kaki SCR, maka SCR akan bekerja terus meskipun magnet
didekatkan kembali ke reed switch.
KAPASITOR / CONDENSATOR
KAPASITOR / CONDENSATOR
Kapasitor
/ Kondensator
Kapasitor merupakan komponen elektronika /
listrik yang tersusun atas dua plat konduktor yang dipisahkan oleh bahan
isolator ( penyekat ). Isolator atau penyekat ini merupakan bahan dielektrikum
( bahan kimia elektrolit ).
Sifat
dan fungsi kapasitor antara lain :
1.
Menyimpan arus listrik
2.
Menahan arus listrik DC
3.
Meloloskan arus listrik AC
4.
Sebagai penala gelombang pada pemacar atau
penerima radio
5.
Peredam bunga api pada saklar
Kapasitor
Tetap
Kapasitor ada 2 jenis yaitu polar ( memiliki kutub
positif dan negative ) dan non polar ( tidak berkutub ). Untuk jenis polar atau
berkutub dalam pemasangan pada rangkaian tidak boleh terbalik, karena dapat
menyebabkan rangkaian tidak berfungsi serta kapasitor akan rusak. Sedangkan
untuk jenis non polar pemasangan kaki pada rangkaian dapat dibolak balik
posisinya.
Simbol
kapasitor polar Simbol kapasitor non polar
Bentuk kapasitor polar / ELCO (electrolyte Condensator )
Bentuk kapasitor non polar
Berdasarkan bahan pembuatnya kapasitor terdiri atas :
keramik, kertas, mika, tantalum, elektrolit, udara maupun milar. Untuk
menentukan nilai kapasitas kapasitor yaitu dengan membaca kode yang tertera
pada badan komponen tersebut. Sebagai contoh untuk ELCO dengan data 220uF/16V
artinya kapasitas kapasitor atau kemampuan menyimpan muatan listrik adalah 220
mikro Farad dengan tegangan kerja maksimal adalah 16 Volt DC. Perlu
diperhatikan tegangan kerja pada kapasitor, jika pada rangkaian membutuhkan
kapasitor dengan tegangan kerja 12V maka kapasitor tidak boleh diganti dengan
tegangan kerja dibawah 12 V. hal ini akan menyebabkan kapasitor akan rusak.
Cara membaca Kode Capasitor
Cara membaca Kode Capasitor
Untuk kapasitor dengan kode warna, maka cara pembacaan
sama dengan cara membaca kode warna pada resistor, hanya satuan yang digunakan
adalah pF (piko Farad).
Untuk kapasitor yang memiliki kode angka pembacaan juga mirip dengan pembacaan resistor.
Capasitor dengan kode warna
Tabel Capasitor
Contoh
sebuah capasitor dengan kode warna Kuning-Ungu-Kuning-Hijau maka nilai
kapitasnya adalah :47 x 10.000 = 470.000 pF (piko Farad) atau 470 nF
(nano farad) atau 0,47 uF (micro Farad) dengan toleransi 5%.
capasitor non polar dengan kode 104
Untuk kapasitor yang memiliki kode angka pembacaan juga mirip dengan pembacaan resistor.
Sebagai contoh pada kapasitor dengan kode angka 502K
Maka nilai kapasitas kapasitor adalah 5000 pF dengan
toleransi 10%. 5000pF dapat juga ditulis 5nF karena ;
1 F (Farad) =
1.000.000µF ( mikro Farad)
1 µF =
1.000 nF (nano Farad )
1 nF =
1.000 pF ( piko Farad )
Cara pembacaan
ini berlaku untuk semua kode kapasitor.
Kapasitor
Variabel
Selain jenis kapasitor yang nilainya tetap, kapasitor
juga ada yang berbentuk variable artinya kapasitas kapasitor dapat diubah-ubah.
Kapasitor ini disebut dengan VC / Varcap ( Variable capasitor ) atau Varco (
Variable Condensator ). Salah satu aplikasi kapasitor variable adalah pada
rangkaian penala gelombang. Untuk dapat menangkap frekwensi radio dari pemancar
maka pada rangkaian penala gelombang pada penerima radio harus dibangkitkan
frekwensi yang sama dengan frekwensi dari pemancar dengan cara mengubah-ubah
nilai kapasitor. Jika nilai frekwensi dari pemancar sama dengan frekwensi dari
penala penerima radio maka akan terjadi resonansi ( memancarnya dua buah sumber
frekwensi yang menghasilkan frekwensi yang sama )
Simbol variable condensator
Bentuk kapasitor variable
http://tutukjat.blogspot.com/
Belajar rangkaian gerbang logika menggunakan EasySim Logic Simulator
Belajar rangkaian gerbang logika menggunakan EasySim Logic Simulator
EasySim Logic Simulator
merupakan sebuah software yang sangat membantu siswa atau siapapun yang
berkecimpung dalam mempelajari rangkaian -rangkaian logika dasar.
Pemahaman desain logika, merupakan dasar untuk mempelajari rangkaian
digital yang lebih komplek. Penggunaan sangat sederhana, kita cukup
melakukan drag and drop komponen rangkaian logika yang terdapat pada
kotak TOOLS untuk membentuk sebuah rangkaian sederhana.
Beberapa komponen gerbang logika (logic gate) yang disertakan antara
lain : AND , NAND , OR , NOR (dengan input 2,3,dan 4), XOR, XNOR, NOT.
Disertakan pula komponen output berupa : LAMP, 7SEGMENT. Serta komponen
input antara lain : Switch, Logic 1, Logic 0.
Untuk menggunakan software simulator ini sangat mudah :
1. anda hanya membutuhkan dasar-dasar logika dari gerbang gerbang dasar.
2.download file ini kemudian ekstrak filenya.
3.buka file hasil ekstrak
4.klik file SIMULATE
5.buat sebuah rangkaian gerbang logika dengan cara drag and drop
6.lakukan simulasi dengan cara melakukan klik pada POWER kemudian klik inputnya.
7.selamat mencoba
Beberapa contoh rangkaian siap pakai untuk memperjelas penggunaan
simulator ini juga disertakan, anda tinggal buka pada file yang
tersimpan pada simulator ini. Berikut beberapa video beberapa uji coba
rangkaian yang pernah dilakukan :
Aplikasi counter
Aplikasi D Flip-flop
Aplikasi Shift Register
THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR)
THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR)
OVER
LOAD (TOR)
Over Load atau disebut dengan thermal relay atau thermal
overload relay (TOR) adalah komponen pada instalasi tenaga listrik yang
berfungsi sebagai pengaman instalasi terhadap beban lebih. Cara kerja overload
adalah dengan memanfaatkan pelat bimetal yang akan memutus jika terjadi arus
listrik melampui batas kapasitasnya.Prinsip kerja ini hampir sama dengan cara
kerja pada MCB untuk mengamankan arus lebih yang mengalir pada instalasi
penerangan maupun tenaga ( motor ).
Simbol
overload
Bentuk-bentuk
thermal overload relay
Penyambungan
TOR dengan MC
Dari gambar diatas dapat
dilihat bahwa 3 kaki utama pada overload dihubungkan ke sumber sumber tegangan 3 fasa melalui
magnetic contactor dan 3 kaki utama lainnnya dihubungkan ke terminal motor 3
fasa. Pada over load terdapat kontak NO yaitu kaki 97-98 dan NC pada kaki
95-96.
Cara
kerja Thermal Overload Relay
Bagian-bagian Thermal Overload relay
Jika
terjadi beban lebih pada motor maka arus akan meningkat dan memutus bimetal.
Maka kontak NO dan NC pada overload juga bekerja. Kontak NC digunakan untuk
memutus rangkaian control yang mengendalikan Magnatic contactor. Dengan
terbukanya kendali ke Magnetic contactor yang mengendalikan rangkaian utama
maka motor akan berhenti bekerja. Sedangkan kontak NO dapat dihubungkan dengan
lampu indicator terjadinya beban lebih pada rangkaian.
Thermal overload relay
(TOR) mempunyai tingkat proteksi yang lebih efektif dan ekonomis, yaitu:
1.
Pelindung beban lebih / Overload
2.
Melindungi dari ketidakseimbangan phasa /
Phase failure imbalance
3. Melindungi
dari kerugian / kehilangan tegangan phasa / Phase Loss.
Karakteristik TOR
1.
Terdapat
konstruksi yang berhubungan langsung dengan terminal kontaktor magnit.
2.
Full
automatic function, Manual reset, dan memiliki pengaturan batas arus yang
dikehendaki untuk digunakan.
3.
Tombol
trip dan tombol reset trip, dan semua sekerup terminal berada di bagian depan.
4.
Indikator
trip
5.
Mampu
bekerja pada suhu -25 °C hingga +55 °C atau (-13 °F hingga +131 °F)
http://tutukjat.blogspot.com/
MINIATURE CIRCUIT BREAKER ( MCB )
MINIATURE CIRCUIT BREAKER ( MCB )
MINIATURE
CIRCUIT BREAKER (MCB)
Miniature Circuit Breaker atau lebih umum disingkat MCB
merupakan komponen instalasi listrik yang berfungsi sebagai pengaman terhadap
daya lebih. Dengan memasang MCB gangguan karena hubung singkat, beban lebih
pada rangkaian akan dapat dicegah. Secara umum fungsi MCB antara lain :
1.
Membatasi Penggunaan daya
Listrik
2.
Mematikan listrik secara
otomatis apabila terjadi hubungan
singkat ( Korslet )
3.
Mengamankan Instalasi
Listrik baik penerangan maupun instalasi tenaga
4.
Membagi daya pada
instalasi rumah menjadi beberapa bagian, sehingga lebih mudah untuk mendeteksi
kerusakan instalasi listrik
Simbol
MCB
Bentuk-bentuk
MCB
Bagian-bagian
MCB
Cara kerja MCB adalah pada saat MCB
1.
Berdasarkan panas.Pada
MCB terdapat plat bimetal (perpaduan 2 logam yang berbeda koefisien muai
panasnya). Bimetal akan melengkung jika terjadi panas berlebihan yang
melaluinya. Plat bimetal yang melengkung karena panas akan menggerakkan tuas
pemutus dan akan memutuskan arus listrik.
2.
Berdasarkan elektromagnetik .Pemutusan
arus listrik dengan metode ini dilakukan oleh coil yang terdapat pada MCB.
Apabila terjadi arus berlebihan (melebihi batas MCB) maka coil akan terinduksi
sehingga akan menghasilkan medan magnet yang akan menarik tuas pemutus,
sehingga kontak MCB akan terputus.
Besar kecilnya kemampuan MCB memutuskan arus listrik bergantung
pada spesifikasi masing-masing MCB. Sebagai contoh untuk MCB dengan kapasitas
2A maka MCB akan bekerja memutus arus listrik jika arus listrik yang melalui
MCB melebihi 2A. Tiap-tiap instalasi harus memperhitungkan dengan seksama
kebutuhan daya dari tiap instalasi yang
dipasang.
Perlu diperhatikan juga untuk penggunaan pada instalasi tenaga
yang menggunakan 3 fasa maka pada saat MCB terjadi trip ( gangguan ) maka
ketiga MCB yang dihubungkan pada tiap fasa (RST) harus membuka / putus
bersama-sama. http://tutukjat.blogspot.com/
STAR-DELTA
STAR-DELTA
Teori dasar
a.
Cara menghubungkan motor 3 fasa
Sebuah motor
listrik 3 fasa dapat digunakan dalam hubungan bintang (Y) aatau hubungan
segitiga (∆) tergantung pada tegangan jaringannya (jala-jala). Tegangan yang
harus dihubungkan ke motor biasanya ditentukan oleh papan nama (name plate)
pada motor tersebut, misalnya 220V/380V.
Untuk motor 3
fasa yang diberi tanda tegangan 220V / 380V, hubungan yang harus digunakan
adalah sebagai berikut :
a.1. Kalau system tegangan
jala-jala 220V / 380V, motor ini harus digunakan dalam hubungan bintang (Y),
karena kumparan-kumparannya harus mendapat tegangan 220V
a.2. Kalau system tegangan
jala-jala 127V / 220V, motor ini harus digunakan dalam hubungan segitiga (∆).
b. Starting bintang segitiga dimaksudkan untuk mengurangi
arus starting dari motor 3 fasa, karena pada motor yang berdaya besar, arus
start berpengaruh besar.
Dengan starting ini dimaksudkan untuk
menjaga agar lebih terkontrol, karena setelah beberapa detik kemudian akan
terjadi perpindahan hubungan dari bintang ke segitiga.
Dengan dihubungkan segitiga, maka
tegangan fase motor berkisar 58% dari tegangan jala-jala motor dan arus
startnya sekitar 1/3X arus start bila motor dihubungkan langsung (DOL).
Adapun cara
menghubungkan untuk formasi segitiga – bintang adalah sebagai berikut :
1.
Rangkaian starting Motor 3 fasa Bintang –
Segitiga Otomatis
1.a.
rangkaian Kontrol
Cara Kerja Rangkaian :
1.
MCB F1 di ON kan
2.
Jika S1 ditekan, maka K1 bekerja,K2 bekerja
lampu H1 menyala. Motor akan bekerja dengan formasi bintang.
3.
Beberapa saat kemudian, timer K1 bekerja
menyebabkan K2 padam, K3 bekerja. Motor akan bekerja dengan formasi segitiga
1.B. Rangkaian Utama
http://tutukjat.blogspot.com
Sabtu, 05 Januari 2013
Cara Menguji DIODA
http://dasar-elektro.blogspot.com/
Pada dioda terdiri dari katoda dan anoda dan hal ini diberi satu tanda. Lalu langkah-langkah pengujian dioda menggunakan multimeter adalah sebagai berikut :
1. Putarlah saklar pada Ohm, misalkan R x 1K
2. Tempelkanlah cord yang merah (+) pada terminal atau kaki katoda (-) dan cord yang hitam (-)pada anoda (+) dioda
3. Bila jarum multimeter bergerak itu berarti baik, namun bila diam saja itu berarti putus atau rusak
4. Kemudian selanjutnya cord yang hitam ditempelkan pada kaki katoda (-) dan cord yang merah ditempelkan pdai kaki anoda (+). Bila jarum multimeter diam itu berarti baik namun jika bergerak itu berarti bocor .Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :
Catatan : Jangan bingung gan dengan ktup dari alat ukurnya, Soalnya kalau AVO Meter yang analog itu kutup battery nya emang terbalik di dalam. Kalau ngga' mau pusing pas masang cord di AVO nya pasang aja secara terbalik. Yang merah pasang di kutup (-) yang hitam pasang di (+). Ini hanya khusus untuk pengujian dioda. Atau kalau mau gampang pake yang AVO meter digital dan jangan lupa kalau AVO meter digital cord merah pasang di (+) cord hitam di (-). Selamat mencoba
DASAR ELEKTRO : Pengenalan Komponen Elektronika
Sebelum kita bahas lebih lanjut tentang komponen komponen elektronika dalam pelajaran dasar elektronika
ada baiknya kita tahu dulu jenis jenis komponen elektronika berdasarkan
butuh atau tidaknya arus listrik dalam bekerjanya. Dalam bidang
elektronika dikenal ada dua jenis komponen yang kelompokkan berdasarkan
kriteria di atas
Dua macam komponen ini adalah komponen aktif dan komponen pasif. Dua macam komponen elektronika yang akan kita pelajari dalan dasar elektronika ini selalu ada dalam setiap rangkaian elektronika.
Komponen aktif adalah jenis komponen elektronika yang memerlukan arus listrik agar dapat bekerja dalam rangkaian elektronika. Contoh komponen aktif ini adalah Transistor dan IC juga Lampu Tabung. Besarnya arus panjar bisa berbeda-beda untuk tiap komponen2 ini.
Sedangkan komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang bekerja tanpa memerlukan arus listrik. Contoh komponen pasif adalah resistor, kapasitor, transformator/trafo, dioda dsb.
Dalam dasar elektronika penggunaan kedua jenis komponen ini hampir selalu digunakan bersama-sama, kecuali dalam rangkaian-rangkaian pasif yang hanya menggunakan komponen-komponen pasif saja misalnya rangkaian baxandall pasif, tapis pasif dsb. Untuk IC (Integrated Circuit) adalah gabungan dari komponen aktif dan pasif yang disusun menjadi sebuah rangkaian elektronika dan diperkecil ukuran fisiknya.
RESISTOR
Kapasitor atau kondensor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan energi listrik dalam bentuk muatan listrik selama selang waktu tertentu tanpa disertai adanya reaksi kimia.
Kapasitor banyak digunakan pada peralatan elektronika seperti pada lampu kilat kamera, cadangan energi pada komputer saat listrik mati, pelindung sistem RAM pada komputer dll.
Pada dasarnya, kapasitor terdiri atas sepasang pelat konduktor sejajar dengan luas A yang dipisahkan oleh jarak d yang kecil. Dua konduktor tersebut dipisahkan oleh suatu bahan isolator yang disebut bahan dielektrik.
Saat kapasitor diberi tegangan, kapsitor akan menjadi bermuatan. Satu pelat menjadi bermuatan positif dan pelat yang lainnya bermuatan negatif. Jumlah masing-masing muatan pada kedua pelat tersebut sama. Jumlah muatan Q yang terdapat pada muatan sebanding dengan beda potensial V sesuai dengan persamaan : Q= CV. Dengan C menunjukkan kapasitansi kapasitor. Kapasitansi kapasitor adalah kemampuan kapasitor untuk menyimpan energi listrik.
Kapasitansi tidak bergantung pada Q dan V. Nilainya hanya bergantung pada struktur dan dimensi kapasitor sendiri. Jadi C dapat ditulis dalam persamaan C=permitivitas hampa udara dikalikan A/d.
2. Jenis-jenis kapasitor
Berdasarkan bahan dielektrik dan penggunaannya, kapasitor dibagi menjadi beberapa jenis seperti berikut.
a. Kapasitor variabel (Varco)
Kapasitor ini digunakan untuk tuning pesawat radio atau mencari gelombang radio. Kapasitor ini menggunakan udara sebagai bahan dielektriknya. Kapasitor jenis ini menggunakan pelat yang tidak dapat digerakkan (stator) dan pelat yang dapat digunakan (rotor). Varco biasanya terbuat dari bahan aluminium. Dengan memutar tombol, luas pelat yang berhadapan dapat diataur sehingga kapasitas kapasitor dapat diubah. Dengan mengubah kapasitas kapasitor, frekuensi sirkuit yang dicari dapat distel. Berikut ditunjukkan suatu varco.
b. Kapasitor keramik
Kapasitor keramik mempunyai dielektrik yang terbuat dari keramik. Kapasitor ini memiliki elektroda logam dan dielektritnya terdiri atas campuran titanium oksida dan oksida lain. Kekuatan dielektriknya baik sekali sehingga mempunyai kapasitas yang besar. Meskipun demikian, ukuran kapasitor keramik relatif kecil. Kapasitor keramik digunaka untuk meredam bunga api, seperti pada bunga api yang timbul pada platina kendaraan bermotor.
c. Kapasitor kertas
Kapasitor ini mempunyai dielektrik yang terbuat dari kertas. Kapasitor kertas mempunyai lapisan-lapisan kertas setebal 0,05-0,02 mm di antara dua lembaran kertas aluminium. Kertas tersebut diresapi dengan minyak untuk memperbesar kapasitas dan kekuatan dielektriknya.
d. Kapasitor plastik
Kapasitor plastik mempunyai selaput plastik sebagai dielektriknya. Kapasitor ini mempunyai elektroda logam dan lapisan dielektrik yang terbuat dari bahan polisterina, milar atau teflon dengan tebal 0,0064 mm. Kapasitor plastik digunakan untuk koreksi faktor daya dalam sisitem daya listrik pada fisi nuklir, pembentukan logam hidrolik, penyelidikan plasma dielektrik.
e. Kapasitor elektrolit (Elco)
Kapasitor elektrolit mempunyai dielektrik berupa oksida aluminium. Elektroda positif terbuat dari bahan logam, seperti aluminium dan tantalum, sedangkan elektroda negatif terbuat dari bahan elektrolit. Bahan dielektrik digunakan untuk melapisi elektroda negatif. Tebal lapisan oksida sekitar 0,0001 mm. Kapasitor ini hanya digunakan pada tegangan DC yang berdenyut pada rangkaian radio, televisi, telefon, telegraf, peluru kendali, dan perlengkapan komputer. Fungsi elco adalah sebagai perata denyut arus listrik.
Dua macam komponen ini adalah komponen aktif dan komponen pasif. Dua macam komponen elektronika yang akan kita pelajari dalan dasar elektronika ini selalu ada dalam setiap rangkaian elektronika.
Komponen aktif adalah jenis komponen elektronika yang memerlukan arus listrik agar dapat bekerja dalam rangkaian elektronika. Contoh komponen aktif ini adalah Transistor dan IC juga Lampu Tabung. Besarnya arus panjar bisa berbeda-beda untuk tiap komponen2 ini.
Sedangkan komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang bekerja tanpa memerlukan arus listrik. Contoh komponen pasif adalah resistor, kapasitor, transformator/trafo, dioda dsb.
Dalam dasar elektronika penggunaan kedua jenis komponen ini hampir selalu digunakan bersama-sama, kecuali dalam rangkaian-rangkaian pasif yang hanya menggunakan komponen-komponen pasif saja misalnya rangkaian baxandall pasif, tapis pasif dsb. Untuk IC (Integrated Circuit) adalah gabungan dari komponen aktif dan pasif yang disusun menjadi sebuah rangkaian elektronika dan diperkecil ukuran fisiknya.
RESISTOR
Resistor adalah komponen elektronika yang selalu digunakan dalam setiap
rangkaian elektronika karena dia berfungsi sebagai pengatur arus
listrik. Dengan resistor listrik dapat didistribusikan sesuai dengan
kebutuhan. Tentunya anda bertanya-tanya, apa itu resistor ?, seperti
apa bentuknya ?, bagaimana cara kerjanya ?, oops..., nanti dulu saya
baru akan menjelaskannya.
Ilustrasi Arus Air untuk mengetahui cara kerja Resistor
Setelah anda perhatikan animasi tadi, tentunya anda sudah mempunyai
gambaran tentang bagaimana prinsip kerja dari sebuah resistor. Yah anda
anggap saja arus air yang ada di animasi itu sebagai arus listrik,
sedangkan bendungan sebagai resistornya. Jadi bila bendungan 1 kita
anggap sebagai resistor 1 dan bendungan 2 sebagai resistor 2, maka
besarnya arus tergantung dari besar kecilnya pintu bendungan yang kita
buka. Semakin besar kita membuka pintu bendungan semakin besar juga
arus yang melewati bendungan tersebut bila ingin lebih besar lagi
arusnya, yah tidak usah dipasang bendungannya atau dibiarkan saja, jadi
bila kita menginginkan arus yang besar maka kita pasang resistor yang
nilai resistansi ( tahanan ) nya kecil, mendekati nol atau sama dengan
nol atau tidak dipasang sama sekali dengan demikian arus tidak lagi
dibatasi. Nah seperti itulah kira-kira fungsi Resistor dalam sebuah
rangkaian elektronika.
Suatu fungsi dalam dunia teknik tentunya mempunyai satuan atau besaran,
misalnya untuk berat kita tahu bahwa pada umumnya satuannya adalah
"gram", satuan jarak pada umumnya orang memakai satuan " meter ". Nah
untuk resistor satuannya adalah OHM, jadi mulai sekarang kita biasakan
untuk menyebut besarnya nilai suatu resistor atau tahanan kita gunakan
satuan OHM, yang sebenarnya berasal dari kata OMEGA. Maka tidaklah heran
bila lambang dari OHM berbentuk seperti tapal kuda orang yunani
menyebutnya omega entah kenapa demikian saya juga kurang paham karena
saya bukan ahli sejarah he he he . Ok, jadi bila nanti anda melihat
rangkaian elektronika lalu disitu tertulis misalnya 470 maka itu
adalah sebuah resistor dengan nilai 470 OHM.., paham..!!.
Didalam rangkaian elektronika resistor dilambangkan dengan angka " R
" , sedangkan icon nya seperti ini : . Ada beberapa jenis resistor
yang ada dipasaran antara lain : Resistor Carbon, Wirewound, dan Metal
Film. Ada juga Resistor yang dapat diubah-ubah nilai resistansinya
antara lain : Potensiometer dan Trimpot. Selain itu ada juga Resistor
yang nilai resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya LDR (
Light Dependent Resistor ) dan Resistor yang yang nilai resistansinya
berubah tergantung dari suhu disekitarnya namanya NTC ( Negative
Thermal Resistance ) agar lebih jelas coba anda perhatikan gambar 1-a,
dan animasi berikut ini :
Prinsip Dasar, Cara Kerja Sebuah LDR Berbagai Jenis type dan bentuk Resistor | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Hmmm..., bagaimana friend !. Saya rasa sampai disini anda sudah memahami
prinsip kerja dari resisor. Sekarang mari kita lanjutkan dengan materi
yang lain.
Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya digunakan
kode-kode warna sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi ( tahanan )
dari resistor. Kode-kode warna itu melambangkan angka ke-1, angka ke-2,
angka perkalian dengan 10 ( multiflier ), nilai toleransi kesalahan,
dan nilai qualitas dari resistor. Kode warna itu antara lain Hitam, Coklat, Merah, Orange, Kuning, Hijau, Biru, Ungu, Abu-abu, Putih,
Emas dan Perak. ( lihat gambar 1-b dan tabel 1 ). Warna hitam untuk
angka 0, coklat untuk angka 1, merah untuk angka 2, orange untuk angka
3, kuning untuk angka 4, hijau untuk angka 5, biru untuk angka 6, ungu
untuk angka 7, abu-abu untuk angka 8, dan putih untuk angka 9.
Sedangkan warna emas dan perak biasanya untuk menunjukan nilai
toleransi yaitu emas nilai toleransinya 10 %, sedangkan perak nilai
toleransinya 5 %.
Wah banyak sekali sulit untuk menghafalnya..!, hmmm.., kalau anda merasa
kesulitan menghafal kode warna dari resistor beserta nilainya, coba
perhatikan teks yang saya beri huruf tebal diatas. Kalau disatukan akan
menjadi sebuah kata yang mungkin mudah bagi anda untuk menhafalnya ( Hi Co Me O Ku Hi B U A P == 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ). Ok sekali lagi coba anda lihat gambar 1-b dan tabel 1
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nah sekarang mari kita mencoba membaca nilai suatu resistor. Misalkan
anda melihat sebuah resistor dengan kode warna sebagai berikut :
Coklat, merah, merah, dan emas. Berapa nilai resistansi dari resistor
tersebut..?. ( Perlu diingat..! : Untuk membaca angka pertama dari kode
warna resistor anda harus melihat warna yang paling dekat dengan ujung
sebuah resistor dan biasanya untuk angka ke-1,2 dan 3 saling berdekatan
sedangkan untuk kode warna dari toleransi agak jauh dari warna-warna
yang lain, sekali lagi lihat gambar 1-b dan tabel 1
Untuk membaca kode warna resistor seperti yang dipermasalahkan diatas,
kita mulai menerjemahkan satu persatu kode tersebut. Warna pertama
Coklat, berarti angka 1, warna kedua warna merah, berarti angka 2, warna
ketiga warna merah berarti multiflier, perkalian dengan 10 pangkat 2.
kalau diterjemahkan 12 X 10 2 = 12 X 100 = 1200. Berarti
1200 Ohm. dengan nilai toleransi sebesar 10 %. Akurasi dari resistor
tersebut berarti 1200 X ( 10 : 100 ) = 1200 X ( 1 : 10 ) = 120. ( he he
he, itulah ilmu exacta selalu berhubungan dengan matematika yupsss,
padahal saya juga pusing nih ngitung-ngitung yang ginian, ha ha ha..
selingan aja ) jadi nilai sebenarnya dari resistor tersebut adalah
maximum 1200 + 120 = 1320 Ohm, sedangkan nilai minimum nya adalah 1200 -
120 = 1080 Ohm. Kenapa demikian ...?. Karena karakteristik dari bahan
baku resistor tidak sama, walaupun pabrik sudah mengusahakan agar dapat
menjadi standart tetapi apa daya prosesnya menjadi tidak standart.
Untuk itulah pabrik menyantumkan nilai toleransi dari sebuah resistor
agar para designer dapat memperkirakan seberapa besar faktor x yang
harus mereka fikirkan agar menghasilkan yang mereka kehendaki.
Sekarang coba saya kasih soal lalu anda cari nilai nya sendiri, ( buat
PR . he he he..., kayak anak SD aja ). Soalnya begini : Didalam sebuah
rangkaian saya melihat sebuah resistor jenis carbon dengan warna-warna
sebagai berikut ; Merah, Kuning, Hijau dan Perak. Berapa nilai minimum
dari resistor tersebut ?.
Di dalam praktek para designer sering kali membutuhkan sebuah resistor
dengan nilai tertentu. Akan tetapi nilai resistor tersebut tidak ada di
toko penjual, bahkan pabrik sendiri tidak memproduksinya. Lalu bagaimana
solusinya..?. Nah...!, seperti yang pernah saya singgung diatas bahwa
ilmu exacta selalu berhubungan dengan matematika, maka untuk mendapatkan
suatu nilai resistor dengan resistansi yang unik dapat dilakukan dua
cara ; Pertama cara SERIAL, dan yang kedua cara PARALEL. ( Wah.., nambah
pusing lagi nih..! ). Dengan cara demikian maka masalah designer diatas
dapat terpecahkan. Bagaimana cara Serial dan bagaimana pula cara
Paralel, untuk lebih jelasnya coba anda perhatikan gambar 1-d.
Cara memasang Resistor cara Serial dan Paralel
Dengan Cara tersebut suatu nilai resistor dapat menjadi unik. Lalu
bagaimana menghitungnya ?, Ehmm. mudah saja, untuk cara serial anda
tinggal menambahkan saja nilai resistor 1 dan nilai resistor 2. ( R1 +
R2 ) . Sedangkan untuk cara paralel anda dituntut untuk mengerti
ALJABAR ( wah-wah lagi-lagi matematika ) tapi mudah kok. Kalau ingin
mahir Matematika buka saja topik yang membahas khusus tentang matematika
di situs ini juga. Ok kembali ke permasalahan. Untuk cara paralel
ditentukan rumus sebagai berikut : misalkan kita memparalel dua buah
resistor, resistor pertama diberi nama R1 dan resistor kedua diberi
nama R2, maka rumusnya adalah : 1/R= ( 1/R1 ) + ( 1/R2 )
Contoh : Kita mempunyai dua buah resistor dengan nilai berikut R1=1000
Ohm , R2=2000 Ohm, bila kita menggunakan cara serial maka didapat hasil
R1+R2 1000+2000 = 3000 Ohm, sedangkan bila kita menggunakan cara
Paralel maka didapat hasil :
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1 / R = 1 / R1 + 1 / R2 1 / R = (1/1000) + (1/2000) 1 / R = (2000 + 1000) / (1000 X 2000) 1 / R = (3000) / (2000000) 1 / R = 3 / 2000 3R = 2000 R = 2000 / 3 R = 666,7 Ohm -----> Resistor Hasil Paralel. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
silahkan buktikan sendiri dengan persamaan aljabar dalam matematika. |
KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA (kapasitor)
2. KapasitorKapasitor atau kondensor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan energi listrik dalam bentuk muatan listrik selama selang waktu tertentu tanpa disertai adanya reaksi kimia.
Kapasitor banyak digunakan pada peralatan elektronika seperti pada lampu kilat kamera, cadangan energi pada komputer saat listrik mati, pelindung sistem RAM pada komputer dll.
Pada dasarnya, kapasitor terdiri atas sepasang pelat konduktor sejajar dengan luas A yang dipisahkan oleh jarak d yang kecil. Dua konduktor tersebut dipisahkan oleh suatu bahan isolator yang disebut bahan dielektrik.
Saat kapasitor diberi tegangan, kapsitor akan menjadi bermuatan. Satu pelat menjadi bermuatan positif dan pelat yang lainnya bermuatan negatif. Jumlah masing-masing muatan pada kedua pelat tersebut sama. Jumlah muatan Q yang terdapat pada muatan sebanding dengan beda potensial V sesuai dengan persamaan : Q= CV. Dengan C menunjukkan kapasitansi kapasitor. Kapasitansi kapasitor adalah kemampuan kapasitor untuk menyimpan energi listrik.
Kapasitansi tidak bergantung pada Q dan V. Nilainya hanya bergantung pada struktur dan dimensi kapasitor sendiri. Jadi C dapat ditulis dalam persamaan C=permitivitas hampa udara dikalikan A/d.
2. Jenis-jenis kapasitor
Berdasarkan bahan dielektrik dan penggunaannya, kapasitor dibagi menjadi beberapa jenis seperti berikut.
a. Kapasitor variabel (Varco)
Kapasitor ini digunakan untuk tuning pesawat radio atau mencari gelombang radio. Kapasitor ini menggunakan udara sebagai bahan dielektriknya. Kapasitor jenis ini menggunakan pelat yang tidak dapat digerakkan (stator) dan pelat yang dapat digunakan (rotor). Varco biasanya terbuat dari bahan aluminium. Dengan memutar tombol, luas pelat yang berhadapan dapat diataur sehingga kapasitas kapasitor dapat diubah. Dengan mengubah kapasitas kapasitor, frekuensi sirkuit yang dicari dapat distel. Berikut ditunjukkan suatu varco.
b. Kapasitor keramik
Kapasitor keramik mempunyai dielektrik yang terbuat dari keramik. Kapasitor ini memiliki elektroda logam dan dielektritnya terdiri atas campuran titanium oksida dan oksida lain. Kekuatan dielektriknya baik sekali sehingga mempunyai kapasitas yang besar. Meskipun demikian, ukuran kapasitor keramik relatif kecil. Kapasitor keramik digunaka untuk meredam bunga api, seperti pada bunga api yang timbul pada platina kendaraan bermotor.
c. Kapasitor kertas
Kapasitor ini mempunyai dielektrik yang terbuat dari kertas. Kapasitor kertas mempunyai lapisan-lapisan kertas setebal 0,05-0,02 mm di antara dua lembaran kertas aluminium. Kertas tersebut diresapi dengan minyak untuk memperbesar kapasitas dan kekuatan dielektriknya.
d. Kapasitor plastik
Kapasitor plastik mempunyai selaput plastik sebagai dielektriknya. Kapasitor ini mempunyai elektroda logam dan lapisan dielektrik yang terbuat dari bahan polisterina, milar atau teflon dengan tebal 0,0064 mm. Kapasitor plastik digunakan untuk koreksi faktor daya dalam sisitem daya listrik pada fisi nuklir, pembentukan logam hidrolik, penyelidikan plasma dielektrik.
e. Kapasitor elektrolit (Elco)
Kapasitor elektrolit mempunyai dielektrik berupa oksida aluminium. Elektroda positif terbuat dari bahan logam, seperti aluminium dan tantalum, sedangkan elektroda negatif terbuat dari bahan elektrolit. Bahan dielektrik digunakan untuk melapisi elektroda negatif. Tebal lapisan oksida sekitar 0,0001 mm. Kapasitor ini hanya digunakan pada tegangan DC yang berdenyut pada rangkaian radio, televisi, telefon, telegraf, peluru kendali, dan perlengkapan komputer. Fungsi elco adalah sebagai perata denyut arus listrik.