Resistor adalah komponen elektronika yang selalu digunakan dalam setiap
rangkaian elektronika karena dia berfungsi sebagai pengatur arus
listrik. Dengan resistor listrik dapat didistribusikan sesuai dengan
kebutuhan. Tentunya anda bertanya-tanya, apa itu resistor ?, seperti
apa bentuknya ?, bagaimana cara kerjanya ?, oops..., nanti dulu saya
baru akan menjelaskannya.
Ilustrasi Arus Air untuk mengetahui cara kerja Resistor
Setelah anda perhatikan animasi tadi, tentunya anda sudah mempunyai
gambaran tentang bagaimana prinsip kerja dari sebuah resistor. Yah anda
anggap saja arus air yang ada di animasi itu sebagai arus listrik,
sedangkan bendungan sebagai resistornya. Jadi bila bendungan 1 kita
anggap sebagai resistor 1 dan bendungan 2 sebagai resistor 2, maka
besarnya arus tergantung dari besar kecilnya pintu bendungan yang kita
buka. Semakin besar kita membuka pintu bendungan semakin besar juga
arus yang melewati bendungan tersebut bila ingin lebih besar lagi
arusnya, yah tidak usah dipasang bendungannya atau dibiarkan saja, jadi
bila kita menginginkan arus yang besar maka kita pasang resistor yang
nilai resistansi ( tahanan ) nya kecil, mendekati nol atau sama dengan
nol atau tidak dipasang sama sekali dengan demikian arus tidak lagi
dibatasi. Nah seperti itulah kira-kira fungsi Resistor dalam sebuah
rangkaian elektronika.
Suatu fungsi dalam dunia teknik tentunya mempunyai satuan atau besaran,
misalnya untuk berat kita tahu bahwa pada umumnya satuannya adalah
"gram", satuan jarak pada umumnya orang memakai satuan " meter ". Nah
untuk resistor satuannya adalah OHM, jadi mulai sekarang kita biasakan
untuk menyebut besarnya nilai suatu resistor atau tahanan kita gunakan
satuan OHM, yang sebenarnya berasal dari kata OMEGA. Maka tidaklah heran
bila lambang dari OHM berbentuk seperti tapal kuda orang yunani
menyebutnya omega entah kenapa demikian saya juga kurang paham karena
saya bukan ahli sejarah he he he . Ok, jadi bila nanti anda melihat
rangkaian elektronika lalu disitu tertulis misalnya 470 maka itu
adalah sebuah resistor dengan nilai 470 OHM.., paham..!!.
Didalam rangkaian elektronika resistor dilambangkan dengan angka " R
" , sedangkan icon nya seperti ini : . Ada beberapa jenis resistor
yang ada dipasaran antara lain : Resistor Carbon, Wirewound, dan Metal
Film. Ada juga Resistor yang dapat diubah-ubah nilai resistansinya
antara lain : Potensiometer dan Trimpot. Selain itu ada juga Resistor
yang nilai resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya LDR (
Light Dependent Resistor ) dan Resistor yang yang nilai resistansinya
berubah tergantung dari suhu disekitarnya namanya NTC ( Negative
Thermal Resistance ) agar lebih jelas coba anda perhatikan gambar 1-a,
dan animasi berikut ini :
Prinsip Dasar, Cara Kerja Sebuah LDR
Berbagai Jenis type dan bentuk Resistor
|
Hmmm..., bagaimana friend !. Saya rasa sampai disini anda sudah memahami
prinsip kerja dari resisor. Sekarang mari kita lanjutkan dengan materi
yang lain.
Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya digunakan
kode-kode warna sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi ( tahanan )
dari resistor. Kode-kode warna itu melambangkan angka ke-1, angka ke-2,
angka perkalian dengan 10 ( multiflier ), nilai toleransi kesalahan,
dan nilai qualitas dari resistor. Kode warna itu antara lain Hitam, Coklat, Merah, Orange, Kuning, Hijau, Biru, Ungu, Abu-abu, Putih,
Emas dan Perak. ( lihat gambar 1-b dan tabel 1 ). Warna hitam untuk
angka 0, coklat untuk angka 1, merah untuk angka 2, orange untuk angka
3, kuning untuk angka 4, hijau untuk angka 5, biru untuk angka 6, ungu
untuk angka 7, abu-abu untuk angka 8, dan putih untuk angka 9.
Sedangkan warna emas dan perak biasanya untuk menunjukan nilai
toleransi yaitu emas nilai toleransinya 10 %, sedangkan perak nilai
toleransinya 5 %.
Wah banyak sekali sulit untuk menghafalnya..!, hmmm.., kalau anda merasa
kesulitan menghafal kode warna dari resistor beserta nilainya, coba
perhatikan teks yang saya beri huruf tebal diatas. Kalau disatukan akan
menjadi sebuah kata yang mungkin mudah bagi anda untuk menhafalnya ( Hi Co Me O Ku Hi B U A P == 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ). Ok sekali lagi coba anda lihat gambar 1-b dan tabel 1
|
Nah sekarang mari kita mencoba membaca nilai suatu resistor. Misalkan
anda melihat sebuah resistor dengan kode warna sebagai berikut :
Coklat, merah, merah, dan emas. Berapa nilai resistansi dari resistor
tersebut..?. ( Perlu diingat..! : Untuk membaca angka pertama dari kode
warna resistor anda harus melihat warna yang paling dekat dengan ujung
sebuah resistor dan biasanya untuk angka ke-1,2 dan 3 saling berdekatan
sedangkan untuk kode warna dari toleransi agak jauh dari warna-warna
yang lain, sekali lagi lihat gambar 1-b dan tabel 1
Untuk membaca kode warna resistor seperti yang dipermasalahkan diatas,
kita mulai menerjemahkan satu persatu kode tersebut. Warna pertama
Coklat, berarti angka 1, warna kedua warna merah, berarti angka 2, warna
ketiga warna merah berarti multiflier, perkalian dengan 10 pangkat 2.
kalau diterjemahkan 12 X 10 2 = 12 X 100 = 1200. Berarti
1200 Ohm. dengan nilai toleransi sebesar 10 %. Akurasi dari resistor
tersebut berarti 1200 X ( 10 : 100 ) = 1200 X ( 1 : 10 ) = 120. ( he he
he, itulah ilmu exacta selalu berhubungan dengan matematika yupsss,
padahal saya juga pusing nih ngitung-ngitung yang ginian, ha ha ha..
selingan aja ) jadi nilai sebenarnya dari resistor tersebut adalah
maximum 1200 + 120 = 1320 Ohm, sedangkan nilai minimum nya adalah 1200 -
120 = 1080 Ohm. Kenapa demikian ...?. Karena karakteristik dari bahan
baku resistor tidak sama, walaupun pabrik sudah mengusahakan agar dapat
menjadi standart tetapi apa daya prosesnya menjadi tidak standart.
Untuk itulah pabrik menyantumkan nilai toleransi dari sebuah resistor
agar para designer dapat memperkirakan seberapa besar faktor x yang
harus mereka fikirkan agar menghasilkan yang mereka kehendaki.
Sekarang coba saya kasih soal lalu anda cari nilai nya sendiri, ( buat
PR . he he he..., kayak anak SD aja ). Soalnya begini : Didalam sebuah
rangkaian saya melihat sebuah resistor jenis carbon dengan warna-warna
sebagai berikut ; Merah, Kuning, Hijau dan Perak. Berapa nilai minimum
dari resistor tersebut ?.
Di dalam praktek para designer sering kali membutuhkan sebuah resistor
dengan nilai tertentu. Akan tetapi nilai resistor tersebut tidak ada di
toko penjual, bahkan pabrik sendiri tidak memproduksinya. Lalu bagaimana
solusinya..?. Nah...!, seperti yang pernah saya singgung diatas bahwa
ilmu exacta selalu berhubungan dengan matematika, maka untuk mendapatkan
suatu nilai resistor dengan resistansi yang unik dapat dilakukan dua
cara ; Pertama cara SERIAL, dan yang kedua cara PARALEL. ( Wah.., nambah
pusing lagi nih..! ). Dengan cara demikian maka masalah designer diatas
dapat terpecahkan. Bagaimana cara Serial dan bagaimana pula cara
Paralel, untuk lebih jelasnya coba anda perhatikan gambar 1-d.
Cara memasang Resistor cara Serial dan Paralel
Dengan Cara tersebut suatu nilai resistor dapat menjadi unik. Lalu
bagaimana menghitungnya ?, Ehmm. mudah saja, untuk cara serial anda
tinggal menambahkan saja nilai resistor 1 dan nilai resistor 2. ( R1 +
R2 ) . Sedangkan untuk cara paralel anda dituntut untuk mengerti
ALJABAR ( wah-wah lagi-lagi matematika ) tapi mudah kok. Kalau ingin
mahir Matematika buka saja topik yang membahas khusus tentang matematika
di situs ini juga. Ok kembali ke permasalahan. Untuk cara paralel
ditentukan rumus sebagai berikut : misalkan kita memparalel dua buah
resistor, resistor pertama diberi nama R1 dan resistor kedua diberi
nama R2, maka rumusnya adalah : 1/R= ( 1/R1 ) + ( 1/R2 )
Contoh : Kita mempunyai dua buah resistor dengan nilai berikut R1=1000
Ohm , R2=2000 Ohm, bila kita menggunakan cara serial maka didapat hasil
R1+R2 1000+2000 = 3000 Ohm, sedangkan bila kita menggunakan cara
Paralel maka didapat hasil :
|