Senin, 11 Februari 2013
SENSOR SENTUHAN (TOUCH SWITCH)
Adalah rangkaian
elektronik yang menggunakan sentuhan
tangan telanjang sebagai input untuk menggerakkan output.
Contoh
rangkaian 1
Dengan menggunakan IC NE555
sebagai otak dari pengendali ini, kita dapat mengendalikan relay 12 VDC untuk
mengendalikan beban-beban yang lebih besar misalnya alarm, lampu AC 220V dan
sebagainya dengan cara menyentuh plat logam pada bagian plate. Relay akan bekerja
jika pelat logam kita sentuh, dan akan non aktif kembali jika logam tidak kita
sentuh.
Contoh
rangkaian 2
Jika pada rangkaian 1
output kaki no 3 IC akan mengeluarkan
tegangan positive saat kita pelat kita sentuh dan akan mengeluarkan tegangan
jika pelat tidak disentuh, maka pada rangkaian ke 2 terdapat dua buah pelat
yang berfungsi sebagai tombol sentuh ON dan tombol sentuh OFF. Output IC no 3
akan mengeluarkan tegangan positif jika pelat ON disentuh dan akan mengeluarkan
tegangan nol saat pelat OFF kita sentuh.
Untuk pengembangan lampu
LED dapat ditambah dengan rangkaian driver relay untuk mengendalikan beban
lain.
Contoh
Rangkaian 3
Cara kerja rangkaian 3 sama
dengan rangkaian 2 hanya pada rangkaian ini menggunakan jenis IC 4011 yang
merupakan IC logika quad NAND gate 2 input. Rangkaian akan ON jika pada pelat
A-B disentuh dan rangkaian akan OFF jika pelat C-D disentuh.
Contoh
Rangkaian 4
SENSOR MAGNET
SENSOR MAGNET
Adalah rangkaian elektronik yang menggunakan gelombang magnet sebagai
input untuk menggerakkan output.
Contoh
rangkaian 1
Rangkaian diatas menggunakan sensor magnet reed switch
untuk menggerakkan LED.Pada rangkaian ini menggunakan prinsip pembagi tegangan
antara kaki basis transistor. Cara kerja rangkaian adalah jika pada reed switch
didekati medan magnet maka hambatan kontak reed switch akan menghubung. Hal ini
menyebabkan arus negatif masuk ke kaki transistor, maka transistor tidak akan
mengantar arus. Pada saat reed switch dijauhkan dari medan magnet maka kontak
reed switch akan membuka, maka arus listrik posistip akan masuk ke kaki basis.
Transisotr akan mengalirkan arus negative yang akan menyalakan LED.
Medan
magnet dapat menggunakan magnet batang. Contoh aplikasi sederhana adalah
indicator atau alarm untuk pintu dibuka atau ditutup.Untuk pengembangan lebih
lanjut LED dpat ditambah relay driver untuk mengendalikan alarm atau sirine
maupun beban listrik yang lebih besar misalnya lampu AC 220V.
Contoh
rangkaian 2
Pada rangkaian ini menggunakan perubahan posisi reed
switch. Dengan posisi seperti ini, rangkaian akan bekerja ( LED menyala) jika
pada reed switch didekati medan magnet. Untuk mengatur kepekaan rangkaian dapat
menggunakan VR 10K.
Contoh
Rangkaian 3
Jika pada rangkaian diatas menggunakan transistor, maka
pada rangkaian berikut menggunakan SCR (Silicon Controlled Rectifier). Jika
menggunakan rangkaian dengan basis transistor seperti rangkaian sebelumnya,
maka jika input tidak ada maka rangkaian tidak bekerja, pada rangkaian berikut
menggunakan pengunci SCR agar ketika rangkaian aktif, maka rangkaian akan tetap
aktif meskipun input sudah tidak ada. Rangkaian dapat diaplikasikan misalnya
pada alarm.
SCR akan mengalirkan arus listrik dari anoda ke katoda jika
pada kaki gate diberi tegangan positif. SCR akan terus mengalirkan arus
meskipun kaki gate sudah tidak dialiri tegangan positif lagi. Untuk mereset
rangkaian dengan cara memutus tegangan dari sumber atau dengan cara menghubung
singkat kaki anoda dan katoda sesaat.
Cara
kerja rangkaian adalah reed switch harus didekati oleh magnet, sehingga kontak
reed switch akan menutup. Dengan menutupnya kontak, maka arus yang masuk ke
kaki gate SCR adalah negative dan SCR tidak bekerja. Jika magnet dijauhkan dari
reed switch, maka kontak reed switch akan membuka hal ini menyebabkan arus
positif masuk ke kaki SCR, maka SCR akan bekerja terus meskipun magnet
didekatkan kembali ke reed switch.
KAPASITOR / CONDENSATOR
KAPASITOR / CONDENSATOR
Kapasitor
/ Kondensator
Kapasitor merupakan komponen elektronika /
listrik yang tersusun atas dua plat konduktor yang dipisahkan oleh bahan
isolator ( penyekat ). Isolator atau penyekat ini merupakan bahan dielektrikum
( bahan kimia elektrolit ).
Sifat
dan fungsi kapasitor antara lain :
1.
Menyimpan arus listrik
2.
Menahan arus listrik DC
3.
Meloloskan arus listrik AC
4.
Sebagai penala gelombang pada pemacar atau
penerima radio
5.
Peredam bunga api pada saklar
Kapasitor
Tetap
Kapasitor ada 2 jenis yaitu polar ( memiliki kutub
positif dan negative ) dan non polar ( tidak berkutub ). Untuk jenis polar atau
berkutub dalam pemasangan pada rangkaian tidak boleh terbalik, karena dapat
menyebabkan rangkaian tidak berfungsi serta kapasitor akan rusak. Sedangkan
untuk jenis non polar pemasangan kaki pada rangkaian dapat dibolak balik
posisinya.
Simbol
kapasitor polar Simbol kapasitor non polar
Bentuk kapasitor polar / ELCO (electrolyte Condensator )
Bentuk kapasitor non polar
Berdasarkan bahan pembuatnya kapasitor terdiri atas :
keramik, kertas, mika, tantalum, elektrolit, udara maupun milar. Untuk
menentukan nilai kapasitas kapasitor yaitu dengan membaca kode yang tertera
pada badan komponen tersebut. Sebagai contoh untuk ELCO dengan data 220uF/16V
artinya kapasitas kapasitor atau kemampuan menyimpan muatan listrik adalah 220
mikro Farad dengan tegangan kerja maksimal adalah 16 Volt DC. Perlu
diperhatikan tegangan kerja pada kapasitor, jika pada rangkaian membutuhkan
kapasitor dengan tegangan kerja 12V maka kapasitor tidak boleh diganti dengan
tegangan kerja dibawah 12 V. hal ini akan menyebabkan kapasitor akan rusak.
Cara membaca Kode Capasitor
Cara membaca Kode Capasitor
Untuk kapasitor dengan kode warna, maka cara pembacaan
sama dengan cara membaca kode warna pada resistor, hanya satuan yang digunakan
adalah pF (piko Farad).
Untuk kapasitor yang memiliki kode angka pembacaan juga mirip dengan pembacaan resistor.
Capasitor dengan kode warna
Tabel Capasitor
Contoh
sebuah capasitor dengan kode warna Kuning-Ungu-Kuning-Hijau maka nilai
kapitasnya adalah :47 x 10.000 = 470.000 pF (piko Farad) atau 470 nF
(nano farad) atau 0,47 uF (micro Farad) dengan toleransi 5%.
capasitor non polar dengan kode 104
Untuk kapasitor yang memiliki kode angka pembacaan juga mirip dengan pembacaan resistor.
Sebagai contoh pada kapasitor dengan kode angka 502K
Maka nilai kapasitas kapasitor adalah 5000 pF dengan
toleransi 10%. 5000pF dapat juga ditulis 5nF karena ;
1 F (Farad) =
1.000.000µF ( mikro Farad)
1 µF =
1.000 nF (nano Farad )
1 nF =
1.000 pF ( piko Farad )
Cara pembacaan
ini berlaku untuk semua kode kapasitor.
Kapasitor
Variabel
Selain jenis kapasitor yang nilainya tetap, kapasitor
juga ada yang berbentuk variable artinya kapasitas kapasitor dapat diubah-ubah.
Kapasitor ini disebut dengan VC / Varcap ( Variable capasitor ) atau Varco (
Variable Condensator ). Salah satu aplikasi kapasitor variable adalah pada
rangkaian penala gelombang. Untuk dapat menangkap frekwensi radio dari pemancar
maka pada rangkaian penala gelombang pada penerima radio harus dibangkitkan
frekwensi yang sama dengan frekwensi dari pemancar dengan cara mengubah-ubah
nilai kapasitor. Jika nilai frekwensi dari pemancar sama dengan frekwensi dari
penala penerima radio maka akan terjadi resonansi ( memancarnya dua buah sumber
frekwensi yang menghasilkan frekwensi yang sama )
Simbol variable condensator
Bentuk kapasitor variable
http://tutukjat.blogspot.com/
Belajar rangkaian gerbang logika menggunakan EasySim Logic Simulator
Belajar rangkaian gerbang logika menggunakan EasySim Logic Simulator
EasySim Logic Simulator
merupakan sebuah software yang sangat membantu siswa atau siapapun yang
berkecimpung dalam mempelajari rangkaian -rangkaian logika dasar.
Pemahaman desain logika, merupakan dasar untuk mempelajari rangkaian
digital yang lebih komplek. Penggunaan sangat sederhana, kita cukup
melakukan drag and drop komponen rangkaian logika yang terdapat pada
kotak TOOLS untuk membentuk sebuah rangkaian sederhana.
Beberapa komponen gerbang logika (logic gate) yang disertakan antara
lain : AND , NAND , OR , NOR (dengan input 2,3,dan 4), XOR, XNOR, NOT.
Disertakan pula komponen output berupa : LAMP, 7SEGMENT. Serta komponen
input antara lain : Switch, Logic 1, Logic 0.
Untuk menggunakan software simulator ini sangat mudah :
1. anda hanya membutuhkan dasar-dasar logika dari gerbang gerbang dasar.
2.download file ini kemudian ekstrak filenya.
3.buka file hasil ekstrak
4.klik file SIMULATE
5.buat sebuah rangkaian gerbang logika dengan cara drag and drop
6.lakukan simulasi dengan cara melakukan klik pada POWER kemudian klik inputnya.
7.selamat mencoba
Beberapa contoh rangkaian siap pakai untuk memperjelas penggunaan
simulator ini juga disertakan, anda tinggal buka pada file yang
tersimpan pada simulator ini. Berikut beberapa video beberapa uji coba
rangkaian yang pernah dilakukan :
Aplikasi counter
Aplikasi D Flip-flop
Aplikasi Shift Register
THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR)
THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR)
OVER
LOAD (TOR)
Over Load atau disebut dengan thermal relay atau thermal
overload relay (TOR) adalah komponen pada instalasi tenaga listrik yang
berfungsi sebagai pengaman instalasi terhadap beban lebih. Cara kerja overload
adalah dengan memanfaatkan pelat bimetal yang akan memutus jika terjadi arus
listrik melampui batas kapasitasnya.Prinsip kerja ini hampir sama dengan cara
kerja pada MCB untuk mengamankan arus lebih yang mengalir pada instalasi
penerangan maupun tenaga ( motor ).
Simbol
overload
Bentuk-bentuk
thermal overload relay
Penyambungan
TOR dengan MC
Dari gambar diatas dapat
dilihat bahwa 3 kaki utama pada overload dihubungkan ke sumber sumber tegangan 3 fasa melalui
magnetic contactor dan 3 kaki utama lainnnya dihubungkan ke terminal motor 3
fasa. Pada over load terdapat kontak NO yaitu kaki 97-98 dan NC pada kaki
95-96.
Cara
kerja Thermal Overload Relay
Bagian-bagian Thermal Overload relay
Jika
terjadi beban lebih pada motor maka arus akan meningkat dan memutus bimetal.
Maka kontak NO dan NC pada overload juga bekerja. Kontak NC digunakan untuk
memutus rangkaian control yang mengendalikan Magnatic contactor. Dengan
terbukanya kendali ke Magnetic contactor yang mengendalikan rangkaian utama
maka motor akan berhenti bekerja. Sedangkan kontak NO dapat dihubungkan dengan
lampu indicator terjadinya beban lebih pada rangkaian.
Thermal overload relay
(TOR) mempunyai tingkat proteksi yang lebih efektif dan ekonomis, yaitu:
1.
Pelindung beban lebih / Overload
2.
Melindungi dari ketidakseimbangan phasa /
Phase failure imbalance
3. Melindungi
dari kerugian / kehilangan tegangan phasa / Phase Loss.
Karakteristik TOR
1.
Terdapat
konstruksi yang berhubungan langsung dengan terminal kontaktor magnit.
2.
Full
automatic function, Manual reset, dan memiliki pengaturan batas arus yang
dikehendaki untuk digunakan.
3.
Tombol
trip dan tombol reset trip, dan semua sekerup terminal berada di bagian depan.
4.
Indikator
trip
5.
Mampu
bekerja pada suhu -25 °C hingga +55 °C atau (-13 °F hingga +131 °F)
http://tutukjat.blogspot.com/
MINIATURE CIRCUIT BREAKER ( MCB )
MINIATURE CIRCUIT BREAKER ( MCB )
MINIATURE
CIRCUIT BREAKER (MCB)
Miniature Circuit Breaker atau lebih umum disingkat MCB
merupakan komponen instalasi listrik yang berfungsi sebagai pengaman terhadap
daya lebih. Dengan memasang MCB gangguan karena hubung singkat, beban lebih
pada rangkaian akan dapat dicegah. Secara umum fungsi MCB antara lain :
1.
Membatasi Penggunaan daya
Listrik
2.
Mematikan listrik secara
otomatis apabila terjadi hubungan
singkat ( Korslet )
3.
Mengamankan Instalasi
Listrik baik penerangan maupun instalasi tenaga
4.
Membagi daya pada
instalasi rumah menjadi beberapa bagian, sehingga lebih mudah untuk mendeteksi
kerusakan instalasi listrik
Simbol
MCB
Bentuk-bentuk
MCB
Bagian-bagian
MCB
Cara kerja MCB adalah pada saat MCB
1.
Berdasarkan panas.Pada
MCB terdapat plat bimetal (perpaduan 2 logam yang berbeda koefisien muai
panasnya). Bimetal akan melengkung jika terjadi panas berlebihan yang
melaluinya. Plat bimetal yang melengkung karena panas akan menggerakkan tuas
pemutus dan akan memutuskan arus listrik.
2.
Berdasarkan elektromagnetik .Pemutusan
arus listrik dengan metode ini dilakukan oleh coil yang terdapat pada MCB.
Apabila terjadi arus berlebihan (melebihi batas MCB) maka coil akan terinduksi
sehingga akan menghasilkan medan magnet yang akan menarik tuas pemutus,
sehingga kontak MCB akan terputus.
Besar kecilnya kemampuan MCB memutuskan arus listrik bergantung
pada spesifikasi masing-masing MCB. Sebagai contoh untuk MCB dengan kapasitas
2A maka MCB akan bekerja memutus arus listrik jika arus listrik yang melalui
MCB melebihi 2A. Tiap-tiap instalasi harus memperhitungkan dengan seksama
kebutuhan daya dari tiap instalasi yang
dipasang.
Perlu diperhatikan juga untuk penggunaan pada instalasi tenaga
yang menggunakan 3 fasa maka pada saat MCB terjadi trip ( gangguan ) maka
ketiga MCB yang dihubungkan pada tiap fasa (RST) harus membuka / putus
bersama-sama. http://tutukjat.blogspot.com/
STAR-DELTA
STAR-DELTA
Teori dasar
a.
Cara menghubungkan motor 3 fasa
Sebuah motor
listrik 3 fasa dapat digunakan dalam hubungan bintang (Y) aatau hubungan
segitiga (∆) tergantung pada tegangan jaringannya (jala-jala). Tegangan yang
harus dihubungkan ke motor biasanya ditentukan oleh papan nama (name plate)
pada motor tersebut, misalnya 220V/380V.
Untuk motor 3
fasa yang diberi tanda tegangan 220V / 380V, hubungan yang harus digunakan
adalah sebagai berikut :
a.1. Kalau system tegangan
jala-jala 220V / 380V, motor ini harus digunakan dalam hubungan bintang (Y),
karena kumparan-kumparannya harus mendapat tegangan 220V
a.2. Kalau system tegangan
jala-jala 127V / 220V, motor ini harus digunakan dalam hubungan segitiga (∆).
b. Starting bintang segitiga dimaksudkan untuk mengurangi
arus starting dari motor 3 fasa, karena pada motor yang berdaya besar, arus
start berpengaruh besar.
Dengan starting ini dimaksudkan untuk
menjaga agar lebih terkontrol, karena setelah beberapa detik kemudian akan
terjadi perpindahan hubungan dari bintang ke segitiga.
Dengan dihubungkan segitiga, maka
tegangan fase motor berkisar 58% dari tegangan jala-jala motor dan arus
startnya sekitar 1/3X arus start bila motor dihubungkan langsung (DOL).
Adapun cara
menghubungkan untuk formasi segitiga – bintang adalah sebagai berikut :
1.
Rangkaian starting Motor 3 fasa Bintang –
Segitiga Otomatis
1.a.
rangkaian Kontrol
Cara Kerja Rangkaian :
1.
MCB F1 di ON kan
2.
Jika S1 ditekan, maka K1 bekerja,K2 bekerja
lampu H1 menyala. Motor akan bekerja dengan formasi bintang.
3.
Beberapa saat kemudian, timer K1 bekerja
menyebabkan K2 padam, K3 bekerja. Motor akan bekerja dengan formasi segitiga
1.B. Rangkaian Utama
http://tutukjat.blogspot.com