Pembangkit listrik yang biasa digunakan pada suatu Sistem Tenaga Listrik
(STL) terdiri dari pembangkit listrik tenaga air (Hydro plant atau
PLTA) dan unit-unit thermal.Pembangkit-pembangkit itu sekarang ini
umumnya sudah berhubungan satu dengan yang lainnya, atau yang sering
disebut dengan interkoneksi. Setelah beroperasi dalam waktu tertentu,
maka dari pembangkit-pembangkit itu ada yang keluar dari sistem
interkoneksi dan hal ini disebabkan karena ada unit pembangkit yang
rusak dan tentunya perlu diganti atau diperbaiki, kedua karena ada
pembangkit yang istirahat untuk keperluan pemeliharaan.
Salah satu contoh rencana pemeliharaan unit pembangkit adalah dengan menggunakan metode Levelized Resh dari Gaever.
Namun dalam aplikasinya harus dibagi dalam dua kriteria, yaitu pertama
unit pembangkit bisa dikeluarkan tanpa adanya penyesuaian. Kedua unit
pembangkit yang dikeluarkan harus diatur dalam kurun waktu yang
terbatas.
Dengan demikian berarti pada waktu tertentu ada unit
pembangkit yang keluar dari sistem, sehingga akan menimbulkan perubahan
pada biaya produksi. Tapi setelah habis masa pemeliharaan (overhaul)
harus dilakukan evaluasi koefisien ongkos pembebanan hal ini dilakukan
untuk memperoleh akurasi yang baik.
Selanjutnya yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana meminimumkan ongkos tapi memenuhi tingkat
sekuriti. Biasanya pada operasi pembangkit thermal biaya yang dihitung
hanyalah biaya bahan bakar, hal ini karena komponen biaya yang lainnya
dinaggap konstan. Berarti kalau saja bisa dihemat penggunaan bahan
bakar, maka pengeluaran biaya pada pengoprasian sistem tenaga listrik
bisa dikurangi. Sementara itu beban yang akan dilayaninya berubah-ubah
menurut waktu, jadi yang penting adalah bagaimana dalam operasi
pembangkit hidro-thermal itu bisa dihemat penggunaan bahan bakar.
Kemudian dengan menggunakan metode dynamic programing dapat dicari alternatif pembebanan hidro thermal yang optimum.
Sedangkan kemampuan pembangkit thermal dapat diketahui dengan menggunakan effective capabilitydari Gaever :
C" = C - M In (1-r+r.Cc/m)
Di mana :
C" = Effective capability (MW)
C = Installed capacity
M = System characteristic
r = FOR (forced outage rate)
Dan untuk pembangkit hidro kemampuan maximun bisa diketehui dari model operasi dan situasi air.
semoga bermanfaat, dunia-listrik.blogspot.com
sumber: pln-je.co.id
gambar PLTU Tanjung Jati B - milik: www.plntjb.co.id
0 komentar:
Posting Komentar