Karena berbagai persoalan teknis, energi listrik
hanya dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu saja. Sedangkan pemakai
tenaga listrik atau pelanggan tenaga listrik tersebar diberbagai tempat,
maka penyampaiain tenaga listrik dari tempat dibangkitkan sampai ke
tempat pelanggan, memerlukan berbagai penanganan teknis. Tenaga listrik
dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP, PLTGU dan PLTD, kemudian disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik tegangan yang ada dipusat listrik.
Saluran
tegangan tinggi di Indonesia mempunyai tegangan 150 kV yang disebut
sebagai Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan tegangan 500 kV yang
disebut sebagai Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Saluran
transmisi ada yang berupa saluran udara
dan ada pula yang berupa kabel tanah. Karena saluran udara harganya
jauh lebih murah dibandingkan dengan kabel tanah, maka saluran
transamisi kebanyakkan berupa saluran udara.
Kerugian
saluran transmisi menggunakan kabel udara adalah adanya gangguan
petir., kena pohon dan lain-lain. Setelah tenaga listrik disalurkan
melalui saluran transmisi, maka sampailah tenaga listrik di Gardu Induk
(GI) untuk diturunkan tegangannya melalui transformator penurun tegangan
menjadi tegangan menengah atau yang juga disebut tegangan distribusi
primer. Tegangan distribusi primer yang digunakan pada saat ini adalah
tegangan 20 kV. Jaringan setelah keluar dari GI disebut jaringan
distribusi, sedangkan jaringan antara Pusat Listrik dengan GI disebut
jaringan transmisi.
Setelah tenaga listrik disalurkan melalui
jaringan distribusi primer, maka kemudian tenaga listrik diturunkan
tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan rendah dengan
tegangan kerja 380/220 Volt, kemudian disalurkan melalui Jaringan
Tegangan Rendah untuk selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah pelanggan
(konsumen) melalui Sambungan Rumah. Dalam prakteknya, karena luasnya
jaringan distribusi, sehingga diperlukan banyak transformator
distribusi, maka Gardu Distribusi seringkali disederhanakan menjadi
transformator tiang. Pelanggan yang mempunyai daya tersambung besar
tidak dapat disambung melalui Jaringan Tegangan Rendah, melainkan
disambung langsung pada Jaringan Tegangan Menengah, bahkan ada pula yang
disambung pada jaringan Transmisi Tegangan Tinggi, tergantung besarnya
daya tersambung. Setelah tenaga listrik melalui Jaringan Tegangan
Menengah (JTM), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan Sambungan Rumah, maka
tenaga listrik selanjutnya melalui alat pembatas daya dan KWH meter.
Dari
uraian diatas, dapat dimengerti bahwa besar kecilnya konsumsi tenaga
listrik ditentukan sepenuhnya oleh para pelanggan, yaitu tergantung
bagaimana para pelanggan akan menggunakan alat-alat listriknya, yang
harus diikuti besarnya suplai tenaga listrik dari Pusat-pusat Listrik.
Proses penyampaian tenag a listrik dari Pusat-pusat Listrik ditunjukkan
dalam Gambar dibawah ini.
0 komentar:
Posting Komentar